Oleh karena itu, kita perlu menerapkan rasa saling menghormati sejak dini Dimulai dari kegiatan belajar-mengajar, dimana karakter menghormati dari siswa kepada guru Seperti contohnya memperhatikan pelajaran dan nasihat dari guru dengan seksama Lalu untuk dari guru terhadap siswa, contohnya ialah para siswa menerapkan kemampuan belajarnya. Selain itu sikap hormat dengan sesama siswa atau Teman juga tidak kalah pentingnya. Tidak mengejek siswa yang berkulit gelap, tidak Mengolok-olok berat badan dan tidak mencerca hobi teman sendiri. Atau contoh lain ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak-gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata sudah mengerjakan PR namun dengan nada ragu-ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya. Pembelajaran karakter ini dapat mempererat ikatan atau hubungan dengan orang lain dalam ranah edukasi dan dapat membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih efektif dan seru. Juga menambah kepercayaan diri seseorang karena diterima dengan apa adanya dalam lingkungan mereka. Dan pada akhirnya, bila rasa saling hormat dan menghormati diri sendiri sudah tertanam kuat dalam batin.
Pada kesimpulannya, mengungkapkan emosi dalam komunikasi non-verbal adalah kunci sukses dalam interaksi manusia. Ini membantu kita untuk lebih memahami satu sama lain dan membangun hubungan yang lebih baik. Namun, penting untuk mengingat bahwa komunikasi non-verbal dapat menjadi bermasalah jika tidak diinterpretasikan dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan keterampilan membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh, serta memiliki kesadaran budaya yang baik untuk berkomunikasi dengan efektif dalam berbagai konteks sosial.
Link YouTube: https://youtu.be/tkm2QW-aKjM?feature=shared
