Budaya dan serangan-serangan itu pun mulai secara bertahap mulai mengambil alih kemudi bangsa dalam menjalankan pemerintahannya sehingga kebersatuan bangsa mulai tercerai berai dengan politik kepentingan yang mulai dirasuki budaya asing, Timur-Barat.
Hal ini secara perlahan mulai memudarkan Nasionalisme-Patriotisme yang sudah terkontaminasi oleh serangan budaya asing yang mengkotak-kotaknya dan membuat batasannya sendiri bagi warga negara yang berbangsa Indonesia untuk bersatu.
Dengan memudarnya nasionalisme berbasis Ke-Bhineka Tunggal Ika-an yang terkolaborasi dengan budaya asing maka secara gawat dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia.
Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak asing. Kemampuan local genius bangsa tidak lagi berjalan dengan semestinya.
Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa.
Melihat kondisi aktual yang saat ini terjadi pada bangsa ini yang mulai tercerai berai oleh budaya dan perbedaan yang dilakukan bangsa asing untuk merusak Ke-Bhineka-an yang susah payah dilakukan pendiri negara untuk menyatukan bangsa yang terpecah belah oleh perbedaan menjadi Nusantara sebagai Cikal Bakal Indonesia.
Haruskah Indonesia dijajah kembali supaya rasa nasionalismenya menjadi tumbuh dan berkembang serta bersatu untuk dapat meraih kehormatan dan kemerdekaannya kembali?
Marilah kita sebagai bangsa yang terlahir oleh perbedaan sehingga kita jangan harus mati oleh perbedaan itu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI