Dalam situasi dunia saat ini, etika dan moralitas yang diajarkan oleh Mencius masih relevan. Keadaan dan situasi Manusia zaman ini mengalami suatu kesenjangan nilai moral dan etika, bahkan sikap brutal dan radikalisme semakin menjadi-jadi. Hal ini sering diasumsikan disebabkan oleh kurangnya minat pada nilai-nilai moral dan etika. Padahal, tidak perlu minat ke luar, karena semuanya sudah ada dalam diri manusia itu sendiri.
    Mencius mempercayai bahwa manusia mempunyai asas yang baik, sekurang-kurangnya manusia mempunyai kemampuan untuk membedakan antara suatu perbuatan yang baik dengan suatu perbuatan yang buruk. Manusia mempunyai kemampuan ini karena ia mempunyai rasio yang mampu membuat penaklukan. Ini juga merupakan perbedaan antara manusia dengan binatang, karena binatang tidak mempunyai rasio yang mampu membedakan antara baik dan buruk.
    Akan tetapi Tetapi seorang manusia hanya akan menjadi seorang manusia yang benar apabila dia selalu melakukan perbuatan yang baik, sehingga berbuat baik menjadi bagian dari tabiat dan kelakuannya. Semuanya ada pada pilihan bebas manusia itu sendiri yang mampu berpikir dan berefleksi serta merasakan simpati. Dalam hal ini, tujuan dan rancangan pendidikan ialah untuk membina seorang manusia yang mempunyai tabiat baik tetap melakukan perbuatan yang baik dari segi moral. Sekiranya ajaran Mencius dan para pemikir filsafat Timur lainnya menjadi fondasi untuk mengokohkan kembali kemanusiaan zaman ini.
Daftar Pustaka
    Yulan, Fung. A Short History of Chinese Philosophy-Free Press. Transl. Derk Bodde. New York: Collier Macmillan.1966.
    Yulan, Fung. A History of Chinese Philosophy-Vol. 1 The Period of the Philosophers. Transl. Derk Bodde. London: George Allen dan UNWIN LTD. 1952.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H