Mohon tunggu...
Sepis Jandung
Sepis Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Mahasiswa aktif Jurusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Problematik Menurut Gabriel Marcel

28 April 2023   10:57 Diperbarui: 28 April 2023   10:56 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pengantar buku Problematik Man, Marcel mengungkapkan bahwa masalah yang ingin dibahasnya di buku itu masuk dalam refleksi tingkat kedua. Dalam hal ini, pencariannya terkait misteri tentang manusia. Secara sederhana Marcel mengungkapkannya demikian, "dalam kondisi-kondisi seperti apa manusia, menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri?[9]". Manusia mempertanyakan apa yang sebenarnya ia cari dalam hidup ini, apa yang seharusnya ia berikan dalam hidup ini dan apa yang hilang dari dirinya. 

 

Peristiwa-peristiwa hidup seperti apa yang membuat dirinya resah. Peristiwa alienasi atau keterasingan, dalam hal ini, yang dimaksud dengan keterasingan adalah fakta yang tampaknya manusia memiliki sesuatu tetapi menjadi semakin asing bagi dirinya sendiri, bagi esensinya sendiri. Bahwa ia sampai mempertanyakan esensinya ini dan menolak setidak-tidaknya semua realitas orisinal, seperti yang telah dilihat seseorang di masa lalu dalam ekstreme dari eksistensialisme kontemporer. Gambaran manusia Barak diberikan sebagai contoh oleh Marcel. Manusia Barak (the barracks man) kehilangan segalanya, di masa lalu ia memiliki harta, keluarga dan kesenangan dunia lainnya. Saat semua itu berlalu dan hilang ia menjadi resah dan bertanya-tanya tentang hidupnya. Siapa saya? Apa arti semua ini, untuk apa saya hidup? Pertanyaan mendasar ini  menimbulkan pertanyaan lain, siapa yang bertanggung jawab atas pertanyaan itu[10].  

 

Orang tidak menemukan jawabannya pada negara atau siapa pun. Semua yang dipikirkannya itu abstrak dan hanya hasil transendensi seorang individu. Problem  yang dibawanya terus dalam memori dan merupakan problem pada refleksi tingkat. Fakta transenden ini menunjukkan bahwa hidup seseorang merujuk ke sesuatu. Bagaimanapun, memori menghadirkan intimasi, pengalaman kehadiran, harapan akan masa depan, walaupun ilusi.

 

Pemikiran Nietzsche tentang kematian Tuhan dirujuk oleh Marcel. Secara sederhana, marcel menggambarkan pemikiran Nietzsche sebagai relasi intim yang menjadi pecah karena pengkhianatan. Nihilisme dari Nietzsche memecah keharmonisan sebelumnya dengan yang sekarang. Dalam hal in, Konsep Nilai kehilangan vitalitasnya, hanya menjadi ide saja. Nilai dianggap tidak berhubungan lagi dengan realitas. Nihilisme dengan demikian kemudian menunjuk pada dekomposisi nilai. Setiap subjek memiliki nilai dan subjek menjadi supra fungsional. Manusia sebagai the shepherd of being dan dalam hal ii meminta tanggung jawab ontologis.[11]

 

Akan tetapi kembali kepada problem manusia Barak. "Seorang yang dalam kondisi yang tidak manusiawi sampai pada titik di mana kemanusiaannya sendiri tampak hampir terlepas dari dirinya sendiri, mengambang seperti mimpi di mana orang hampir tidak lagi percaya, tetapi yang tetap membangkitkan dalam jiwa sebuah nostalgia yang tidak terkalahkan"[12].  Manusia barak adalah korban penamaan tanpa nama. Segala sesuatu memiliki nama. Relasi fungsional menuju nihilisme, tiadanya makna, dan kekosongan. Marcel melihat persolan ini dan diperhadapakan pada setiap manusia berkemungkinan menghdapi hal yang sama. Semua orang mencari jawaban.

Daftar Pustaka

Sumber Utama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun