Mohon tunggu...
Sepi Seven Boma
Sepi Seven Boma Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Goreskan pena hitammu sembari tulisan jemarimu dihidupkan menjadi catatan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Seni

Dari Papua Pertahankan Warisan Budaya, Menyelamatkan Bumi

11 Desember 2022   07:16 Diperbarui: 11 Desember 2022   07:17 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil karya komunitas Bunani suku Mee. (istimewa).

Mempertahankan warisan budaya, menyelamatkan bumi dari segala ancaman kehancuran di masa depannya adalah perlu dibicarakan dari sekarang.

Saat ini, seharusnya kita (manusia) tidak perlu cari teknologi yang lebih canggi lagi. Cukup yang sudah ada - yang layak dimanfaatkan dalam kehidupan sesuai kebutuhan.

Lebih bagus semua umat manusia kembali menjaga alamnya masing-masing. Semua orang harus hidup kontekstual asas kebudayaan masing-masing.

Kita (manusia) tidak perlu saling stigmatisasi atau saling merendahkan cara hidup antara kita dalam keberagaman adat-istiadat sebagai potensi warisan kebudayaan agar melalui konsep pertahanan gaya hidup tradisional itu benar-benar tidak terpisahkan dengan alam yang alami.

Sebab, itu asas hidup umat manusia di planet bumi. Ini bagian warisan kebudayaan yang harus dijunjung, dihargai dan dipertahankan terus di masa depannya.

Saya pribadi tidak senang terhadap orang yang selalu membanding-bandingkan cara hidup modern dengan cara hidup tradisional dengan motif tidak manusiawi.

Sering mereka ungkap cara hidup berbasis kebudayaan dan tradisional adalah dilabeli gaya hidup kuno, klasik, ketinggalan, tidak maju dan bodoh. 

Mereka tidak sadar dan lupa bahwa proses hidup seperti itu pernah menjadi warisan hidup nenek moyang mereka juga di masa lalu.

Dan mungkin karena mereka hidup pada zaman yang benar-benar lupa dengan potensi warisan budaya mereka akibat dilupakan oleh gaya hidup yang instan.

Mereka juga tidak sadar bahwa ungkapan-ungkapan stigma itu adalah merendahkan martabat dan jati diri hidup sesama umat manusia.

Sepertinya, stigma-stigma itu yang membuat planet biru campur hijau ini sedang menuju fenomena kehancuran. Habitat kita sudah rusak. Rumah dan surga kita sudah rusak. 

Itu semua dirusaki oleh para konsumer yang tingkatan kerakusannya mencapai atmosfer bumi tanpa berhenti.

Ilustrasi berikut ini, saya menunjukan tentang kelebihan orang lokal yang gaya hidupnya sederhana dan selalu berdampingan dengan alam sekitarnya yang masih alami.

Untuk hidup dengan itu, mereka tidak pernah merasa ketinggalan tetapi mereka orang-orang pintar yang selalu menjaga surganya di bumi yang hijau dan alami.

Manusia-manusia seperti ini harus dilindungi sebab itu unik. Kita jangan mengubah gaya hidup mereka dengan paksa dimasukan ke dalam gaya hidup bangsa lain di hadapan kita yang instan dan dianggap hebat dan maju tanpa ketinggalan. 

Tetapi hargailah mereka dengan cara hidupnya yang mereka punya.

Mereka yang di foto itu adalah sekelompok orang suku Mee yang sampai saat ini masih mempertahankan warisan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. 

Mereka itu disebut suku Mee kelompok "Bunani" yang artinya "kita hitam".

Berikut ini adalah piring dan sendok buatan dan karya mereka sendiri. Hasil karya itu memberikan pengetahuan kepada kita agar menolak piring, dan sendok yang buatan bahan plastik atau tima serta bahan modern lainnya.

Manusia "Bunani" pintar dan tahu tentang ancaman dalam kehidupan di masa depan kehidupannya. 

Mereka sudah tahu tentang bahan-bahan modern itu tentu akan merusak alam lingkungan hidup mereka.

Mereka juga sangat tahu tentang piring plastik, tima, besi dan bahan modern lainnya yang dibawa orang lain itu tentu akan menjadi sampah di mana-mana di lingkungan hidup dalam planet bumi ini.

Ini merupakan super teladan yang telah menunjukan kepada kita demi kebaikan bersama di masa depan kehidupan.

Melalui potensi orang lokal yang hidupnya sederhana ini memberikan kita agar dipertahankan dan diwariskan lagi di masa depannya. Satu super teladan ini telah mengajarkan kita semua harus jaga yang alami.

Orang asli Papua dengan hidup yang sederhana ini jangan menjadi malu sebab hidup sederhana yang orang asli Papua miliki itu sangat super untuk menjadi satu-satunya alternatif mengantisipasi fenomena perubahan iklim dan pemanasan global pada masa depan kehidupan di planet bumi.

Luar biasa dan saya bangga, hidup kesederhaan yang orang asli Papua miliki itu, sudah menunjukan kepada seluruh umat manusia di dunia ini agar dipertahankan hidup yang alami dan hijau di masa depannya.  

Oleh karena itu, saya berpesan bahwa semua orang perlu sadar dan renungkan tentang semua fenomena perubahan hidup berbahaya yang selalu dan sedang terjadi terus-menerus di depan batang hidung kita.

Kita harus sadar dan bertobat dari sekarang demi mempertahankan dan mewarisi kehidupan generasi masa depan yang hijau dan alami. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun