Mohon tunggu...
Elfira Rosa J
Elfira Rosa J Mohon Tunggu... -

Freelance Writer | Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Everything is Awesome - Teamwork is Better than Working Alone

11 Februari 2014   10:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah nonton film "Lego Movie", otot-otot yang tegang sedikir mengendur. Gurat-gurat kepenatan selama beberapa minggu terakhir hilang sudah *ehm..agak sedikit lebay ya* :p

Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari film yang diperuntukkan bagi semua usia ini, diantaranya...

Everything is Awesome, ketika lagu ini dinyanyikan semua yang ada dalam tim menjadi sangat bersemangat untuk bekerja melakukan yang terbaik, sesuai instruksi tentu saja. Follow the Instruction, ini kata2 yang jadi favorit nya si tokoh utama, Emmet.

Ada juga kata-kata bijak dari sang guru yang membuat ramalan, ketika menyadari keistimewaan yang dimiliki "The Special", Emmet, bahwa pikirannya masih kosong, bersih, dan sangat orisinal. Hal ini lah yang membuat kursi bertingkat nya Emmet yang dianggap hal bodoh oleh orang-orang pintar disekelilingnya, justru menjadi satu-satunya benda yang menyelamatkan mereka semua ketika terhempas ke tengah lautan.

note: Emmet membuat kursi bertingkat itu hanya dengan pemikiran bahwa dengan membuat kursi yang dapat memuat banyak orang itu dia dan teman-temannya bisa nonton bersama-sama. so simple.

Ini sering terjadi di sekitar kita. Dimana orang atau bahkan karya yang kita remehkan, karena kita merasa lebih pintar, lebih berbakat, lebih "pantas" disebut spesial, dari pada seseorang yang kita anggap "bukan siapa-siapa", justru sebenarnya adalah orang atau karya yang luar biasa.

Seringkali kesombongan kita lebih angkuh mencuat ke permukaan. Merasa diri kita spesial. Merasa "seharusnya kitalah yang mendapat predikat, The Special". Dan merasa tak ada orang lain yang lebih pantas mendapatkan hal itu dibanding kita. Apalagi kalau melihat tampilan luar dan karya nyata yang sudah dibuat selama ini menunjukkan bahwa orang tersebut memang tidak ada apa-apanya dibanding kita.

Tapi seperti juga dikatakan Emmet di saat krusial terakhir mereka, bahwa memang si Emmet tidak se-brilian mereka, tidak pernah membuat karya hebat seperti mereka. "Aku memang bukan apa yang orang bilang tipe kreatif, aku hanya seorang kuli bangunan biasa, tapi aku dan tim ku bisa membuat bangunan-bangunan hebat karena mengikuti instruksi saat bekerja sama dalam satu tim. Bayangkan jika itu kalian lakukan. Pasti akan menghasilkan karya yang jauh lebih hebat lagi!"

Yap! Kata-kata itulah yang paling terasa dalam buat saya. Memang tanpa kita sadari, seringkali kita merasa kita yang paling pantas. Karena kita merasa pintar, hebat, dan bisa melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan mampu melakukannya SENDIRIAN.

Tapi apa yang terjadi ketika orang-orang pintar & sangat berbakat ini digabungkan dalam satu tim? Tak jarang yang terjadi justru tim yang kacau. Karena mereka semua terbiasa individualis bekerja sendirian. Ketika mereka masuk dalam tim, mereka tak mampu menyingkirkan ego nya untuk menyesuaikan diri bersama kepentingan tim nya, follow the instructions as Emmet said, dan cenderung tetap ingin menjadi the one special dalam tim.

Padahal ketika kita mampu menyingkirkan ego pribadi, bahwa ini adalah kerja tim, karya tim, maka bisa jadi gabungan dari orang-orang berbakat dan cerdas itu dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk menyelamatkan, bukan hanya menyelamatkan kepentingan tim itu saja tapi bahkan menyelamatkan kepentingan semua orang.

Seperti yang banyak terjadi di sekitar kita, seringkali orang yang dulunya paling pintar, the number one at school (but don't have friends), pada suatu hari ke depan, bisa kalah sukses dengan temannya yang dulunya biasa-biasa saja kemampuan akademiknya, namun memiliki banyak teman.

Dinosaurus pada masa kejayaannya pun tak ayal lagi merupakan binatang yang paling besar, paling kuat, tapi tetap saja makhluk itu punah habis.

Orang yang paling cerdas bukanlah yang paling kuat, paling besar, paling menonjol, atau yang paling sukses saat ini. Orang yang cerdas sesungguhnya adalah yang mampu beradaptasi, berbaur dalam tim, menyesuaikan diri untuk bersama-sama menunaikan apa yang menjadi tujuan tim nya.

Satu batang lidi tak mampu melakukan apapun, tapi ketika banyak lidi bergabung menjadi satu, terikat dlm ikatan tim yang kuat, maka banyak hal yang dapat dilakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun