Mohon tunggu...
Elfira Rosa J
Elfira Rosa J Mohon Tunggu... -

Freelance Writer | Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gadis Kecil di Bus Kota

29 April 2010   14:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tubuh mungil itu berjalan tertatih...

Rambut kusutnya berantakan

Mata setengah ‘sadar’

Celana krem selutut, kaos merah terang

Tak menjadikan keadaannya tampak lebih ‘layak’

Di dalam bus kota model jepang,

Dari ibukota menuju daerah penyangganya

Beberapa amplop lusuh dalam genggamannya

Satu persatu ia bagikan pada para penumpang bus

Tak ramai saat itu..

Namun cukuplah membuat gadis mungil itu kewalahan

Menjelajahi bus dari depan, hingga ujung belakang

Jalannya sempoyongan

Ditambah lagi laju bus yang tak karuan

Beberapa kali ia nyaris terjatuh karenanya

Namun, berkali-kali itu pula ia mampu bertahan

Miris hatiku mengamati

Si mungil yang tak mampu menyembunyikan kantuknya

Gadis kecil yang seharusnya sudah nyenyak dalam buaian

Justru masih berada di jalan

Mengarungi derasnya kehidupan

Sari, nama gadis mungil itu.

Ia membuat kami terpesona. Aku dan kedua temanku tak habis fikir.

Betapa anak se kecil itu (berusia 4 tahun)

Diatas pukul 10 malam masih mencari nafkah di jalan.

Kantuk yang mendera, tak dihiraukannya. Ku rasa, yang difikirkannya hanya satu: “Tugasku bagi-bagi amplop, sementara kakakku bernyanyi”.

Ya, memang, si mungil tak sendiri.

Eka, sang kakak yang tak kalah imutnya, tak sungkan bernyanyi

Sambil memainkan sendiri gitarnya.

Suaranya boleh juga...

Serak-serak basah, berkarakter, khas Indonesia

Setelah selesai melakukan aksi ‘panggung’ nya,

Si mungil kembali menarik amplop dari para penumpang

Lalu, terjadilah saat itu...

Saat dimana aku diperlihatkan,

Betapa anak kecil, yang ku kira lemah

Ternyata memiliki kekuatan tuk ‘survive’ yang luar biasa

Luar biasa...

Aku dan temanku terkagum dibuatnya

Ketika posisi gadis kecil ini di tengah-tengah bus

Dalam posisi dimana tangannya tak kan mampu

Menggapai sesuatu tuk dijadikan pegangan

Bus berguncang cukup keras

Dan bisa ditebak

Si mungil yang sudah lelah plus ngantuk ini

Semakin sempoyongan saja posisinya

Tapi ditengah guncangan itu

Anak yang terlihat sangat lemah seperti dia

Mampu bertahan

Tanpa berpegang pada apapun

Dia hanya mengandalkan kekuatan kakinya, kurasa...

Beberapa kali terguncang

Miring kanan miring kiri

Nyaris jatuh ke depan & ke belakang

Tapi nyatanya

Dengan sedikit gurat senyum di wajah lugunya

Ia mampu bertahan...

Hingga sang kakak ‘menyelamatkannya’

Dan menariknya ke tepi dekat bangku penumpang

Aku dan temanku terkagum-kagum menyaksikan adegan itu

Sang kondektur bus ikut nimrung

“Yah, namanya juga udah terbiasa dari kecil turun-naik bis”, ujarnya

“Rumahnya dimana, dik?” ujarku

“Di Perumpung,” ujar Eka, sang kakak.

Reflek, ku tak kuasa menahan diri

Tuk membelai lembut kepala mungil itu

Belaian.... Yah... belaian...

Mungkin mereka jarang sekali ya, merasakan belaian di kepalanya...

Sementara kepala mereka selalu di jejali

Pemikiran tuk bertahan hidup di dunia yang keras.... dan tak ramah

Bergelenglah kepalaku...

Tak habis pikir...

Betapa kejamnya dunia ini

Hingga membuat anak-anak ini

Berjuang mengarungi hidup yang begini keras...

Sekitar pukul 22 lewat saat itu...

Di pinggiran Uki...

Bisa disaksikan dengan mata-kepala sendiri

Betapa banyak anak seusia mereka

Masih berada di jalan

Dengan peralatan ‘tempur’ nya

Gitar dan alat musik lainnya...

Sejurus kemudian,

Pemikiran apatis ku mencuat ke permukaan

Ah...Indonesiaku...

Beginilah cerminan bangsaku....

Bekasi, 22 mei 2008

00.50 WIB

source my blog: http://imajinasi-ku.blogspot.com/2008/05/gadis-kecil-di-bus-kota.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun