Ia membuat kami terpesona. Aku dan kedua temanku tak habis fikir.
Betapa anak se kecil itu (berusia 4 tahun)
Diatas pukul 10 malam masih mencari nafkah di jalan.
Kantuk yang mendera, tak dihiraukannya. Ku rasa, yang difikirkannya hanya satu: “Tugasku bagi-bagi amplop, sementara kakakku bernyanyi”.
Ya, memang, si mungil tak sendiri.
Eka, sang kakak yang tak kalah imutnya, tak sungkan bernyanyi
Sambil memainkan sendiri gitarnya.
Suaranya boleh juga...
Serak-serak basah, berkarakter, khas Indonesia
Setelah selesai melakukan aksi ‘panggung’ nya,
Si mungil kembali menarik amplop dari para penumpang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!