Dengan sedikit gurat senyum di wajah lugunya
Ia mampu bertahan...
Hingga sang kakak ‘menyelamatkannya’
Dan menariknya ke tepi dekat bangku penumpang
Aku dan temanku terkagum-kagum menyaksikan adegan itu
Sang kondektur bus ikut nimrung
“Yah, namanya juga udah terbiasa dari kecil turun-naik bis”, ujarnya
“Rumahnya dimana, dik?” ujarku
“Di Perumpung,” ujar Eka, sang kakak.
Reflek, ku tak kuasa menahan diri
Tuk membelai lembut kepala mungil itu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!