"oke kalo begitu. Tunggu sebentar!" tukas calo itu sambil mengambil sesuatu di saku bajunya. Ia mengambil beberapa carik kertas dan alat tulis. Sepertinya itu karcis kereta.
"untuk 3 orang harga karcisnya 300 ribu ya?!" ujar si calo itu.
"waduh mahal sekali pak, saya ga punya uang sebanyak itu pak. Saya kan orang kampung. Saya baru kali ini naik kereta pak. Jadi tolonglah bantu saya" jawab aku sambil menampakkan wajah memelas.
"iya pak, saya perantau pak" ujar Ayahku
"iya pak, tolong saya pak, saya mau ketemu keluarga saya di Kota Bungaran!" ujar Abangku menimpali.
"hmmmm....." si calo itu memperhatikan kami bertiga yang sedang terlihat sedih dan kebingungan. "kalian adanya berapa?" tanya si calo itu dengan nada agak tinggi.
"saya Cuma ada segini pak" ujar Ayah seraya menunjukkan uang 50 ribuan dan 20 ribuan.
"ini juga buat ongkos saya disana pak"
"oke kalo begitu, kalian  cukup bayar 50 saja. Dan ini karcisnya kalian pegang. Disitu ada tulisan pak Cornel. Nanti kalo ada petugas karcis yang tanya, bilang saja saya titipan pak Cornel gitu ya?!" tukas calo itu seraya memberikan tiga carik kertas kuning kecil yang bertuliskan nama Cornel dan tulisan harga tiket serta lokasi tujuan. Harga tiket disitu benar-benar tertulis 100 ribu. Kami bersyukur, si calo ini baik hati.
"baik pak. Terima kasih banyak pak atas bantuannya" sahut Aku
"ya sama-sama. Â Ya sudah sebentar lagi keretanya akan berangkat, kalian segera naik sama. Nanti cari kusri yang kosong yang ukuran bertiga ya."