Mohon tunggu...
Abdul Muholik
Abdul Muholik Mohon Tunggu... Lainnya - Mr. Puguh Cenageh

Masih dalam Tahap Belajar. Saya suka membaca, menulis, belajar, membaca alan, mendengarkan musik dan lain lain untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu Tua Penjual Telur Asin

2 Agustus 2024   13:32 Diperbarui: 4 Agustus 2024   21:50 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi. Sumber www.bing.com

"Masya Allah De, terima kasih banyak ya, mudah-mudah si Ade dipanjangkan Umurnya, disehatkan badanya, dilancarkan rezekinya. Amiinn... " ujar ibu itu, sambil matanya berkaca-kaca.

"Aamiin. Terima kasih ya Bu."

"Ibu juga terima kasih banyak De, udah penglaris. Oh ya kalo ade mau, Ambil lagi aja telur asinnya atau lepetnya, buat tambahan, terserah ade mau berapa aja" 

"ga usah Bu, ini juga udah cukup ko. Ya udah saya mau pamit dulu ya Bu, udah malam"

"ya de hati-hati ya dijalan"

"ya Bu, saya pamitnya!"

Aku pun pamit, terus melaju memecah suasana malam. Sorotan lampu batman, meliuk-liuk kesana kemari seolah turut merasa haru terhadap apa yang dirasakan ibu tua itu. Pikiranku pun masih terganggu dengan penjual telur asin tadi. Keadaanya sangat mengharukan. Hingga kini, kalo inget telur asin, pasti jadi teringet dengan keadaan pedagang telur asin seperti ibu tadi. Kadang kasihan kalo dagangan nya tidak ada yang membeli sama sekali. 

Tanpa terasa. Aku sudah hampir sampai rumah. Aku coba hempaskan lamunanku tentang ibu tua tadi. Dan aku memarkirkan motor di serambi rumah. 

Setiba dirumah, aku disambut keponakan. Aziz. Dia nampak senang sekali ketika aku datang. Dia langsung menanyakan telur asin yang dia pesan tadi. Lalu aku mengeluarkannya dan memberikan telur asin itu kepadanya. Dan aku menceritakan kisah aku dengan penjual telur asin tadi. Aziz pun jadi terharu mendengarnya. 

Setelah kami selesai memakan telur yang aku beli tadi, kamipun bersiap-siap untuk istirahat. Namun lagi-lagi pikiranku masih teringat dengan penjual telur asin tadi. keadaan yang memprihatinkan, apalagi dengan anak kecil yang dipangku nya. Apakah mereka juga bisa beristirahat malam ini? Terlebih kalau melihat anak kecil itu. Ya Allah mudah-mudahan engkau memberikan keberkahan dan kebaikan bagi kami dan mereka. Aamiin. (17/Mar/2018. Abdul Muholik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun