"Maksudnya?" tanya Fahri heran.
"Di sini tertulis nama Anda Faharini, terdaftar berobat ke bidan, bukan dokter. Jadi saya kira, dilihat dari nama Anda, perempuan, berobat ke bidan." Tukas dokter sambil merapihkan kertas pendaftaran.
"Hah? Kok bisa?" ujar Fahri heran.
Â
"Entahlah, justru itu Tadi pagibsaya heran, ko ada cowok yang berobat ke Bidan, saya kira istri mas yang mau berobat, tapi ko saya perhatikan, si Mas sendirian aja dari tadi, maka dari itu saya sengaja melangkahi nomor antrian anda." Tukas dokter itu dengan datar.
Hammm... rupanya ini ulah si Mbak Adm tadi toh. Aku kira dia bercanda mendaftarkan aku berobat ke bidan,
eh ternyata dia malah sungguhan. Haduh.. !!!!
"Hah??@#$$%&^!?" Fahri bengong, "Pantes saja dari tadi nama saya enggak di panggil-panggil." Gumam Fahri dalam
hati.
"yasudah si Mas tunggu  aja dulu di situ, sebentar lagi juga nama si Mas di panggil kok." Titah sang dokter.Â
Fahri lalu kembali duduk ditempat khusus menunggu. Dan sesekali dia memperhatikan layar monitor  untuk memastikan apakah namanya sudah muncul apa belum.Â
Tak berapa lama kemudian, nomor dan nama antrian Fahri muncul di layar monitor. Lalu Fahri segera masuk ke ruang periksa.
"Untung aja aku langsung protes ke petugas, coba kalo dari tadi diem aja, bisa-bisa nungguin sampai sore kali wkwkwk" gumam Fahri dalam hati.