Mohon tunggu...
Seny Soniaty
Seny Soniaty Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Budaya dan Pembangunan Masyarakat

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perwujudan Trisakti Bung Karno Melalui Pemberdayaan Masyarakat di Pesantren Al-Ittifaq

26 Juli 2022   21:48 Diperbarui: 26 Juli 2022   22:03 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesuksesan aktivitas agribisnis pesantren tersebut tidak terjadi begitu saja. Butuh waktu lebih dari 2 dekade untuk dapat diakui dan menjadi pesantren agribisnis percontohan di Indonesia. Kebijaksanaan dari seorang Kiai Fuad menjadi penentu kontinuitas dan perkembangan aktivitas agribisnis di pesantren tersebut. 

Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan pihak kelompok tani yang bermitra dengan Pesantren Al-Ittifaq kepada para santri dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren, telah menggerakan para santri dan masyarakat untuk terjun langsung ke dalam dunia pertanian.

Pesantren Al-Ittifaq menerapkan sistem pendidikan salafiyah dan kholafiyah, dimana di dalam kedua sistem pendidikan tersebut, santri atau siswa diwajibkan untuk mengenal dunia pertanian. Santri salafiyah, terutamanya, harus ikut bekerja di kebun di waktu yang telah ditentukan. 

Sebagai imbalannya, mereka mendapatkan semua fasilitas pesantren secara gratis. Pesantren Al-Ittifaq tidak memungut biaya bagi santri salafiyah yang mau mondok di pesantren tersebut. Pendampingan terhadap santri terus berlangsung sampai mereka lulus dan kembali ke kampung halaman. 

Mereka yang telah pulang dari mondok, diharapkan dapat membangun kampung halamannya melalui aktivitas agribisnis yang terhubung dengan Koperasi Al-Ittifaq yang merupakan bagian dari Pesantren Al-Ittifaq.

Lalu, apa hubungannya antara Pesantren Al-Ittifaq, pemberdayaan masyarakat dan Berdikari dalam Ekonomi? 

Pesantren Al-Ittifaq, disadari atau tidak, telah mengejawantahkan konsep Trisakti Bung Karno, Berdikari dalam Ekonomi, melalui aktivitas agribisnis yang dilakukannya. Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu metode yang digunakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk dapat mandiri dan berdaya dalam hidupnya. 

Melalui sistem pendidikan dan agribisnis yang dilakukannya, Pesantren Al-Ittifaq mampu berdaya, berdiri sendiri, mandiri, dan berkembang dari hasil agribisnis yang dilakukannya. Pesantren Al-Ittifaq menunjukkan bahwa pesantren dapat berjalan dan tetap berdiri serta berkembang tanpa bantuan dana dari pihak luar, bahkan dapat memberikan kepada dunia di sekitarnya.

Kejelian melihat potensi alam dan keinginan untuk maju, telah mendorong dan menggerakkan Kiai Fuad untuk mencari tahu tentang pertanian yang akhirnya dilakoninya. 

Diawali dengan dilakukan oleh sendiri, kemudian mengajak orang lain yang ada di sekitarnya, hingga akhirnya dapat mengajak lebih banyak orang lagi, Kiai Fuad berhasil menjadi penggerak masyarakat melalui pemberdayaan yang dilakukannya.

Sistem yang dibuat di Pesantren Al-Ittifaq melalui jejaring santri dan alumni santri telah menumbuhkan aktivitas agribisnis di tempat lain yang tetap terhubung dengan pesantren tersebut. Santri dan alumni santri, menjadi agen dari Pesantren Al-Ittifaq dalam mempeluas aktivitas budidaya pertanian dan agribisnis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun