Mohon tunggu...
Aditya Mahatma
Aditya Mahatma Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Materi tulisan merupakan kumpulan tugas perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Perokok

23 Oktober 2019   02:23 Diperbarui: 23 Oktober 2019   05:34 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Stereotip (pelabelan negatif) apat menimbulkan asumsi bahwa perempuan harus bersikap sebagaimana mestinya. Hal ini merupakan konstruksi sosial yang diciptakan masyarakat. Contohnya adalah perempuan sebagai isteri harus melayani laki-laki sebagai suami. Banyak aturan pemerintah, aturan keagamaan, kultur, dan  kebiasaan masyarakat yang dikembangkan karena stereotip tersebut. (Fakih, 1996:16-17).

Jenis-jenis ketidakadilan gender terjadi di berbagai unsur: kebijakan, adat/kultur/agama, dan rumah tangga. Ketidakadilan gender yang terlanjur mengakar ke dalam keyakinan menjadi sulit diubah. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersosialisasi secara luas sehingga masyarakat menjadi terbiasa. Peran gender tersebut seolah-olah merupakan kodrat. Lama kelamaan terciptalah suatu struktur ketidakadilan gender yang diterima.

Pembahasan

1.    Perempuan dan Rokok

Rokok merupakan produk yang terbuat dari tembakau kering yang dilinting dengan kertas. Tembakau memiliki rasa kenikmatanya masing-masing tergantung dari kualitas tanah dan teknik pengolahan. Tumbuhan ini pertaman kali disebar luaskan oleh penjelajah Eropa Christoper Colombus pada abad ke-17 di San Salvador. Aromanya yang khas bahkan bisa digunakan sebagai obat alami pilek dan radang tenggorokan oleh bangsa Asia, Afrika, Amerika dan sebagian Bangsa Eropa.

Kemudian kebiasaan merokok diperkenalkan oleh Rodrigo de Jerez di Eropa. Seiring berjalanya waktu orang-orang mulai mengkonsumsi tembakau dengan cara dikunyah atau menggunakan pipa. Kemudian pada tahun 1832 ditemukan rokok yang dilinting dengan kertas di Turki dan Mesir. Setelah penemuan rokok di Turki atau disebut hand roll cigarette mendapat tempat tersendiri di masyarakat yang mendorong London untuk mendirikan perusahaan Phillip Morris pada tahun 1847.

Rokok lintingan mulai terkenal di Indonesia sejak abad Kerajaan Mataram yang diperkenalkan oleh Rara Mendut. Raro mendut sendiri merupakan selir dari Adipati Pragola yang kalah saat penyerangan oleh Tumenggung Wiraguna bersama dengan Sultan Agung dikaremnakan pemberontakan yang desebabkan oleh Adipati Pragola. 

Ketika Rara Mendut diminta dijadikan selir oleh Tumenggung Wiraguna, Rara Mendut menolak dan dipaksa untuk membayar pajak dengan harga yang tinggi. Disitulah Rara Mendut mulai menjual rokok dengan lintingan kertas yang direkatkan oleh ludahnya. Karena kecantikanya tersebut tidak membutukan waktu lama untuk menjual tiap batang rokok tersebut.

"Menurut WHO pada tahun 2008 perokok dikalangan remaja pria sebesar 24,1% dan pada wanita 4,0%. Jumlah wanita perokok di Indonesia memang tidak sebanyak pria, namun jumlah perokok wanita semakin meningkat. Dan juga prevalensi merokok pada remaja wanita lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada wanita dewasa, pada tahun 2008 dilakukan riset koalisi untuk indonesia sehat (KUIS) dan terdapat 43,33% wanita muda di indonesia sudah pernah merasakan rokok" (Anggarianto, 2018: 2). 

Semakin meningkatnya modernisasi dimasyarakat memicu timbulnya kesetaraan gender pada wanita salah satunya dengan menghisap rokok. Bahkan artis kalangan atas tidak sedikit yang menggunakan tembakau bakar ini untuk merelaksasikan tubuh disela waktu istirahat yang sangat minim.

Para remaja khususnya wanita sekarang lebih berani dalam mengungkapkan pendapat mereka dalam kampanye anti patriarki dengan menggunakan produk yang sewajarnya dipakai oleh kaum pria. Wanita perokok memang cenderung dipandang jelek oleh masyarakat kebanyakan.

Mereka menggunakan rokok bukan hanya untuk sekedar fashion atau ikut-ikutan semata namun sebagai tanda menuju kedewasaan. Mengapa hal itu dapat terjadi? Sebab, setiap pengguna wanita perokok mengerti resiko yang akan diterima saat mereka mulai berlayar dalam lingkup itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun