Mohon tunggu...
Nanda Novatianto
Nanda Novatianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya menulis

Mencintailah saat dirimu sudah bisa menghargai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pria Konyol di Kota Kecil dengan Beribu Makna

2 Oktober 2017   10:39 Diperbarui: 3 Oktober 2017   22:26 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reno, laki-laki berumur 20 tahun (lebih sedikit), berkulit sawo matang, mempunyai mata biasa saja (tidak belo ataupun sipit), dan masih menyukai seorang wanita. Saat itu, Reno masih duduk di bangku SMA dan mengambil jurusan IPA. Bukan tanpa alasan Reno mengambil jurusan tersebut, tuntutan dari orang tua dan kebingungan yang melanda Reno, mengharuskan ia untuk memilih sesuatu yang menurutnya tidak harus di ambil.

Tahun demi tahun ia jalani, tertekan, pusing hingga mual-mual pernah ia alami karena ia baru sadar bahwasaanya ia adalah seorang anak yang lebih ingin hidup sosial, bukan mengukur alam. 

"Ini sih udah kaya orang lagi bunting sampe mual mual segala", gerutu pria konyol tersebut.

Setiap ada tugas Reno selalu tidak mengerti dan mengerjakan tugasnya di sekolah dengan cara menyalin apa yang sudah di kerjakan oleh teman temannya. "Weh lu udah belom PR Fisika? Kalo udah gua liat dong, gua pusing gimana ngerjain turunan turunan rumusnya". Kalimat seperti itu hampir setiap hari di dengar oleh teman sekelas Reno, yang bisa jadi membuat telinga mereka panas bak di ingatkan orang tua untuk cepat menikah. Oke skip

Begitu pun saat ia menghadapi masa-masa ujian, kebingungan, ketidak mengertian selalu dijadikan alasan untuk bermalas-malasan belajar. Ya, pasti kalian tau saat ujian apa yang Reno lakukan, bertanya teman, mencontek hingga menghitung kancing sudah menjadi kebiasaan rutinnya saat ujian.

"Sssttt bro nomer 29 apa?" Tanya Reno kepada temannya

"B" Jawab teman yang duduk di depan Reno

"Tuhkan bener, tadi gua mau jawab B, tapi masih gak yakin, by the way thanks ya bro," ungkap si konyol yang berlagak sok tau padahal belum melihat soal sama sekali

Hal yang paling bodoh yang pernah ia lakukan yaitu saat ujian nasional, 28 dari 40 soal yang ada ia jawab dengan menghitung kancing, hebat bukan? Oke, bukan keren, tapi terlebih konyol.

"AYO ANAK-ANAK TINGGAL 2 MENIT LAGI YA WAKTUNYA" seru pengawas kepada anak-anak yang sedang ujian di ruangan Reno"

"Kalo gua nanya temen gua, pasti gak dijawab, yaudahlah kancing gua masih lengkap ini, 2 menit cukuplah buat 28 soal" ungkap si bodoh ini di dalam hati.

Hebatnya, ia tetap lulus, akan tetapi dengan nilai yang menyedihkan.  

Sejak kecil Reno mempunyai mimpi untuk menjadi seorang wartawan yang terbaik. Langkah hidup selanjutnya ialah, kemana ia akan melangkah untuk mencapai cita-citanya. Saat teman-temannya bilang "elu ngelanjutin ke jurusan ilmu komunikasi aja kalo mau jadi wartawan, gua denger ada salah satu Universitas di Tangerang yang buka jurusan itu, akreditasinya B lagi," ujar teman SMA Reno. 

Singkat cerita ia mendaftar dengan berbagai pertimbangan, apakah ia akan salah jurusan lagi? Apakah ia akan mual-mual dan mengarang bebas lagi saat ujian? atau terlebih ia tidak akan bisa menghitung kancing saat skripsi nanti. 

Selanjutanya ia diterima di salah satu perguruan tinggi yang ada di Kota Tangerang yang di rekomendasikan oleh teman-temannya. Sempat terbesit di fikirannya untuk merantau, ia juga mengikuti tes SNMPTN untuk perguruan tinggi negeri yang ada di Bandung dan Jogjakarta, bisa di tebak dengan mudah bahwa ia tidak lolos seleksi tersebut.

Tidak lolos, bukan masalah besar bagi Reno, karena ia berdoa untuk tidak lulus tes tersebut karena ia sudah terlalu nyaman hidup di Kota Tangerang ini, terlebih ia mengikuti SNMPTN dengan jurusan yang semuanya adalah jurusan yang sama atau sejalan dengan jurusannya saat SMA.

"Yes gua gak lulus SNMPTN, dadah alam dan semua yang buat gua mual", ungkap Reno sambil mengekspresikan kebebasannya.

Mungkin terdengar plin-plan, tapi itu lah Reno yang ia merasa harus menjadi seorang yang berbeda setiap hari, jam, menit atau detik mungkin.

Hari pertama kuliah, Reno merasa perbedaan baru di dirinya, walau pada saat itu keadaan kelas sangat hening seperti kuburan di malam jum'at kliwon (wajar hari pertama). Ia merasa jurusannya saat ini mengubah dirinya, ia bisa lebih bisa hidup bersosialisasi dengan orang lain. Ia terbebas dari semua tekanan dan membuat dirinya yakin bahwasannya skripsinya tidak akan hanya karangan bebas atau menentukan teori dengan menghitung kancing. 

Cara dasar Reno bersosialisasi ialah saat diberikan tugas oleh dosennya untuk mencari berita dan hal lain di sekitar Kota Tangerang. Sejak saat itu, yang tadinya ia tidak mengenal sama sekali apa itu mall, cafe dan lain sebagainya, Reno menjadi seorang pribadi yang lebih up-to-date dan ia merasa telah menemukan dirinya yang sesungguhnya.

"Bro ngafe yuk, bete nih gua", kalimat seperti itu sudah mulai banyak di dengarkan oleh teman-teman di sekitar Reno.

Kota Tangerang, yang sedari dulu memang membuat pria konyol ini nyaman, dengan berbagai naik turun keadaan Reno saat itu, semakin membuat ia jatuh cinta pada Kota ini. Pria "salah jurusan" saat SMA ini merasa bahwa Kota Tangerang selalu menjadi tempat ternyaman untuknya, penduduk yang ramah, letak yang strategis dan bisa di bilang lengkap dari segi apapun membuat Reno semakin semangat menjalani kehidupannya yang baru.

"Woy Tangerang lu kenapa nyaman bener sih? Lu sama mantan gua juga lebih nyaman elu", ujarnya berteriak saat mengendarai motor menuju kampusnya.

Tangerang, selalu menawarkan berbagi kemudahan yang mungkin bukan hanya Reno, akan tetapi seluruh penduduknya merasa nyaman tinggal disini. 

Saat kita butuh tempat liburan, ada berbagai taman dan berbagai macam tempat untuk dijadikan pilihan. Butuh sesuatu untuk berbelanja dan kumpul bersama teman? Tangerang menawarkan berbagai mall dan cafe yang nyaman untuk di kunjungi. Begitu pun saat butuh tempat untuk berwisata kuliner dan sebagainya, Kota kecil dengan berbagai keindahannya ini menyuguhkan kita sebuah tempat yang dinamakan Pasar Lama, disana berbagai makanan dari yang tradisional hingga modern sekali pun bisa kita jumpai. Butuh kendaraan? Transportasi online sudah sangat menjamur di Kota ini. Bisa dibilang bahwa Tangerang ialah kota kecil yang menyuguhkan semua yang kita dibutuhkan.

Memang benar, Tangerang ialah Kota Kecil dengan beribu makna dan keindahnnya yang menjadikan alasan seseorang untuk tetap nyaman tinggal disana. Reno mungkin saat ini masih tetap nyaman tinggal di Kota ini, akan tetapi suatu saat nanti pasti ia akan menjadikan Kota Tangerang ini alasan untuk tetap kembali dari perantaunnya di luar sana, atau mungkin si konyol ini tidak ingin merantau dan memilih akan mencalonkan diri sebagai Walikota Tangerang? Kita tunggu saja, yang jelas Tangerang adalah alasan seseorang untuk kembali dan kembali lagi.

"Setelah gua jadi wartawan, gua mau jadi walikota ah, mau ngerasain juga duduk di ruangan AC berjam-jam terus dapet duit itu enaknya kayak apa?"  gerutunya saat melihat spanduk Walikota Tangerang di jalanan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun