Mohon tunggu...
Nanda Novatianto
Nanda Novatianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya menulis

Mencintailah saat dirimu sudah bisa menghargai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pria Konyol di Kota Kecil dengan Beribu Makna

2 Oktober 2017   10:39 Diperbarui: 3 Oktober 2017   22:26 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hebatnya, ia tetap lulus, akan tetapi dengan nilai yang menyedihkan.  

Sejak kecil Reno mempunyai mimpi untuk menjadi seorang wartawan yang terbaik. Langkah hidup selanjutnya ialah, kemana ia akan melangkah untuk mencapai cita-citanya. Saat teman-temannya bilang "elu ngelanjutin ke jurusan ilmu komunikasi aja kalo mau jadi wartawan, gua denger ada salah satu Universitas di Tangerang yang buka jurusan itu, akreditasinya B lagi," ujar teman SMA Reno. 

Singkat cerita ia mendaftar dengan berbagai pertimbangan, apakah ia akan salah jurusan lagi? Apakah ia akan mual-mual dan mengarang bebas lagi saat ujian? atau terlebih ia tidak akan bisa menghitung kancing saat skripsi nanti. 

Selanjutanya ia diterima di salah satu perguruan tinggi yang ada di Kota Tangerang yang di rekomendasikan oleh teman-temannya. Sempat terbesit di fikirannya untuk merantau, ia juga mengikuti tes SNMPTN untuk perguruan tinggi negeri yang ada di Bandung dan Jogjakarta, bisa di tebak dengan mudah bahwa ia tidak lolos seleksi tersebut.

Tidak lolos, bukan masalah besar bagi Reno, karena ia berdoa untuk tidak lulus tes tersebut karena ia sudah terlalu nyaman hidup di Kota Tangerang ini, terlebih ia mengikuti SNMPTN dengan jurusan yang semuanya adalah jurusan yang sama atau sejalan dengan jurusannya saat SMA.

"Yes gua gak lulus SNMPTN, dadah alam dan semua yang buat gua mual", ungkap Reno sambil mengekspresikan kebebasannya.

Mungkin terdengar plin-plan, tapi itu lah Reno yang ia merasa harus menjadi seorang yang berbeda setiap hari, jam, menit atau detik mungkin.

Hari pertama kuliah, Reno merasa perbedaan baru di dirinya, walau pada saat itu keadaan kelas sangat hening seperti kuburan di malam jum'at kliwon (wajar hari pertama). Ia merasa jurusannya saat ini mengubah dirinya, ia bisa lebih bisa hidup bersosialisasi dengan orang lain. Ia terbebas dari semua tekanan dan membuat dirinya yakin bahwasannya skripsinya tidak akan hanya karangan bebas atau menentukan teori dengan menghitung kancing. 

Cara dasar Reno bersosialisasi ialah saat diberikan tugas oleh dosennya untuk mencari berita dan hal lain di sekitar Kota Tangerang. Sejak saat itu, yang tadinya ia tidak mengenal sama sekali apa itu mall, cafe dan lain sebagainya, Reno menjadi seorang pribadi yang lebih up-to-date dan ia merasa telah menemukan dirinya yang sesungguhnya.

"Bro ngafe yuk, bete nih gua", kalimat seperti itu sudah mulai banyak di dengarkan oleh teman-teman di sekitar Reno.

Kota Tangerang, yang sedari dulu memang membuat pria konyol ini nyaman, dengan berbagai naik turun keadaan Reno saat itu, semakin membuat ia jatuh cinta pada Kota ini. Pria "salah jurusan" saat SMA ini merasa bahwa Kota Tangerang selalu menjadi tempat ternyaman untuknya, penduduk yang ramah, letak yang strategis dan bisa di bilang lengkap dari segi apapun membuat Reno semakin semangat menjalani kehidupannya yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun