Mohon tunggu...
senopati pamungkas
senopati pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hubbul Wathan Minal Iman

"Bila akhirnya engkau tak bersama orang yang selalu kau sebut dalam do'amu, barangkali engkau akan bersama orang yang selalu menyebut namamu dalam do'anya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Program Keluarga Harapan (PKH): Langkah Nyata Pemerintah Mengatasi Kemiskinan

21 September 2024   10:04 Diperbarui: 21 September 2024   10:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya secara rutin di fasilitas kesehatan, serta melahirkan di fasilitas yang memadai. Setelah melahirkan, balita harus mendapatkan imunisasi dan pemeriksaan kesehatan rutin.
 
Anak-anak dari keluarga penerima PKH diwajibkan bersekolah hingga jenjang tertentu. Pemerintah berharap bahwa dengan memastikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, akan tercipta generasi yang lebih terdidik dan mampu keluar dari kemiskinan di masa depan.

Keluarga penerima PKH juga diberikan pemahaman tentang pentingnya gizi, sanitasi, serta lingkungan sehat.

Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, keluarga bisa terkena sanksi berupa pengurangan atau penghentian bantuan. Dengan demikian, PKH tidak hanya memberikan bantuan secara pasif, tetapi juga mendorong partisipasi aktif penerima dalam memperbaiki kondisi kehidupan mereka.

PKH telah berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Berdasarkan laporan Kementerian Sosial, program ini telah berhasil membantu jutaan keluarga miskin di berbagai pelosok negeri.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sejak PKH diluncurkan, angka kemiskinan di Indonesia secara bertahap mengalami penurunan. Pada tahun 2020, angka kemiskinan berada di level sekitar 9,78%, turun dari sekitar 17,75% pada tahun 2006 sebelum PKH diperkenalkan. Meskipun faktor lain juga memengaruhi penurunan ini, PKH dianggap memiliki peran penting dalam proses tersebut.
 
Anak-anak dari keluarga penerima PKH lebih banyak yang bersekolah dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga miskin yang tidak mendapatkan bantuan. Selain itu, penerima PKH juga lebih aktif dalam memeriksakan kesehatan keluarga mereka, terutama ibu hamil dan balita.

Dengan adanya bantuan tunai yang diberikan secara teratur, keluarga penerima PKH mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, dan biaya pendidikan. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup mereka.

Meskipun PKH telah menunjukkan hasil yang positif, pelaksanaan program ini tidak luput dari tantangan.  Salah satu masalah yang sering muncul adalah ketepatan sasaran penerima manfaat. Meskipun data penerima PKH diambil dari basis data terpadu, sering kali ditemukan kasus di mana bantuan tidak tepat sasaran. Beberapa keluarga yang seharusnya mendapatkan bantuan justru tidak terdaftar, sementara ada juga keluarga yang sebenarnya tidak lagi memenuhi kriteria namun tetap menerima bantuan.
 
Pengawasan terhadap pelaksanaan PKH juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan jumlah penerima yang sangat besar, pengawasan terhadap setiap keluarga penerima tidak selalu berjalan optimal. Selain itu, evaluasi terhadap dampak jangka panjang PKH, seperti apakah program ini berhasil memutus siklus kemiskinan, masih perlu ditingkatkan.

Meskipun anggaran PKH terus ditingkatkan setiap tahunnya, masih banyak keluarga miskin yang belum mendapatkan bantuan. Keterbatasan anggaran membuat pemerintah harus menetapkan prioritas dan tidak bisa memberikan bantuan kepada semua keluarga yang membutuhkan.

Untuk menjawab tantangan-tantangan di atas, pemerintah terus melakukan inovasi dan pengembangan terhadap PKH. Salah satu inovasi terbaru adalah penerapan teknologi dalam pengelolaan data penerima manfaat. Dengan menggunakan sistem informasi yang lebih canggih, diharapkan ketepatan sasaran penerima bantuan bisa lebih terjamin.

Selain itu, pemerintah juga mulai mengintegrasikan PKH dengan program-program pemberdayaan ekonomi lainnya, seperti program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pelatihan keterampilan. Dengan demikian, penerima PKH diharapkan tidak hanya bergantung pada bantuan tunai, tetapi juga bisa meningkatkan kapasitas mereka untuk menjadi mandiri secara ekonomi.

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu langkah nyata pemerintah dalam upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia. Melalui bantuan sosial bersyarat, PKH tidak hanya membantu meringankan beban ekonomi keluarga miskin, tetapi juga mendorong peningkatan akses pendidikan dan kesehatan. Meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan, PKH telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun