Mohon tunggu...
senopati pamungkas
senopati pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hubbul Wathan Minal Iman

"Bila akhirnya engkau tak bersama orang yang selalu kau sebut dalam do'amu, barangkali engkau akan bersama orang yang selalu menyebut namamu dalam do'anya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Program Keluarga Harapan (PKH): Langkah Nyata Pemerintah Mengatasi Kemiskinan

21 September 2024   10:04 Diperbarui: 21 September 2024   10:06 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi: @senopati_pamungkas

Kemiskinan merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang besar dan kondisi sosial ekonomi yang beragam, pemerintah Indonesia terus berupaya mengatasi masalah kemiskinan melalui berbagai program. 

Salah satu program andalan yang telah berjalan selama lebih dari satu dekade adalah Program Keluarga Harapan (PKH). PKH dirancang untuk membantu masyarakat miskin dan rentan, dengan tujuan utama mengurangi beban ekonomi mereka sekaligus mendorong peningkatan kualitas hidup. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana PKH menjadi salah satu langkah nyata pemerintah dalam upaya mengatasi kemiskinan.

PKH adalah salah satu program bantuan sosial bersyarat yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2007. Program ini bertujuan memberikan bantuan kepada keluarga miskin yang terdaftar dalam basis data terpadu pemerintah sebagai keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan yang diberikan dalam bentuk tunai, namun dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh keluarga penerima.

Keluarga yang terdaftar sebagai penerima PKH harus memenuhi sejumlah kriteria, seperti memastikan anak-anak mereka bersekolah, menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, dan memenuhi standar kesehatan ibu hamil dan balita. Dengan demikian, PKH tidak hanya bertujuan meringankan beban ekonomi, tetapi juga mendorong peningkatan pendidikan dan kesehatan di kalangan keluarga miskin.

Latar belakang munculnya PKH bermula dari upaya pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan antar generasi. Sebelum PKH diluncurkan, banyak program bantuan sosial yang bersifat jangka pendek dan kurang efektif dalam mengatasi akar permasalahan kemiskinan. Bantuan yang diberikan sering kali hanya bersifat sementara dan tidak memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup penerimanya.

PKH terinspirasi dari program-program bantuan sosial bersyarat di negara lain, seperti Bolsa Familia di Brasil dan Oportunidades di Meksiko. Kedua program ini telah terbukti berhasil mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan serta kesehatan di negara-negara tersebut. Melalui PKH, Indonesia mengadopsi pendekatan serupa dengan menargetkan bantuan langsung kepada kelompok yang paling membutuhkan, sembari mendorong perubahan perilaku positif, seperti meningkatkan akses anak-anak dari keluarga miskin terhadap pendidikan dan kesehatan.

Salah satu tujuan utama PKH adalah membantu keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan.

Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan dengan syarat yang mengharuskan keluarga penerima manfaat memastikan anak-anak mereka bersekolah dan rutin memeriksakan kesehatan, PKH berupaya memutus siklus kemiskinan yang sering kali diwariskan dari generasi ke generasi.M

Meskipun pada awalnya bantuan bersifat langsung dan tunai, pemerintah juga mengarahkan penerima PKH untuk dapat mandiri secara ekonomi melalui program-program pemberdayaan, seperti keterampilan kerja dan akses modal usaha.

Sasaran utama PKH adalah keluarga miskin dengan kriteria khusus, seperti ibu hamil, anak usia dini, anak usia sekolah, penyandang disabilitas berat, serta lanjut usia (lansia) yang tidak mampu. Keluarga-keluarga ini dianggap sebagai kelompok paling rentan yang memerlukan bantuan untuk keluar dari jeratan kemiskinan.

PKH bekerja dengan memberikan bantuan tunai kepada keluarga miskin yang memenuhi kriteria penerima. Namun, bantuan ini tidak diberikan secara cuma-cuma. Ada sejumlah syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh keluarga penerima manfaat.

Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya secara rutin di fasilitas kesehatan, serta melahirkan di fasilitas yang memadai. Setelah melahirkan, balita harus mendapatkan imunisasi dan pemeriksaan kesehatan rutin.
 
Anak-anak dari keluarga penerima PKH diwajibkan bersekolah hingga jenjang tertentu. Pemerintah berharap bahwa dengan memastikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, akan tercipta generasi yang lebih terdidik dan mampu keluar dari kemiskinan di masa depan.

Keluarga penerima PKH juga diberikan pemahaman tentang pentingnya gizi, sanitasi, serta lingkungan sehat.

Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, keluarga bisa terkena sanksi berupa pengurangan atau penghentian bantuan. Dengan demikian, PKH tidak hanya memberikan bantuan secara pasif, tetapi juga mendorong partisipasi aktif penerima dalam memperbaiki kondisi kehidupan mereka.

PKH telah berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Berdasarkan laporan Kementerian Sosial, program ini telah berhasil membantu jutaan keluarga miskin di berbagai pelosok negeri.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sejak PKH diluncurkan, angka kemiskinan di Indonesia secara bertahap mengalami penurunan. Pada tahun 2020, angka kemiskinan berada di level sekitar 9,78%, turun dari sekitar 17,75% pada tahun 2006 sebelum PKH diperkenalkan. Meskipun faktor lain juga memengaruhi penurunan ini, PKH dianggap memiliki peran penting dalam proses tersebut.
 
Anak-anak dari keluarga penerima PKH lebih banyak yang bersekolah dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga miskin yang tidak mendapatkan bantuan. Selain itu, penerima PKH juga lebih aktif dalam memeriksakan kesehatan keluarga mereka, terutama ibu hamil dan balita.

Dengan adanya bantuan tunai yang diberikan secara teratur, keluarga penerima PKH mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, dan biaya pendidikan. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup mereka.

Meskipun PKH telah menunjukkan hasil yang positif, pelaksanaan program ini tidak luput dari tantangan.  Salah satu masalah yang sering muncul adalah ketepatan sasaran penerima manfaat. Meskipun data penerima PKH diambil dari basis data terpadu, sering kali ditemukan kasus di mana bantuan tidak tepat sasaran. Beberapa keluarga yang seharusnya mendapatkan bantuan justru tidak terdaftar, sementara ada juga keluarga yang sebenarnya tidak lagi memenuhi kriteria namun tetap menerima bantuan.
 
Pengawasan terhadap pelaksanaan PKH juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan jumlah penerima yang sangat besar, pengawasan terhadap setiap keluarga penerima tidak selalu berjalan optimal. Selain itu, evaluasi terhadap dampak jangka panjang PKH, seperti apakah program ini berhasil memutus siklus kemiskinan, masih perlu ditingkatkan.

Meskipun anggaran PKH terus ditingkatkan setiap tahunnya, masih banyak keluarga miskin yang belum mendapatkan bantuan. Keterbatasan anggaran membuat pemerintah harus menetapkan prioritas dan tidak bisa memberikan bantuan kepada semua keluarga yang membutuhkan.

Untuk menjawab tantangan-tantangan di atas, pemerintah terus melakukan inovasi dan pengembangan terhadap PKH. Salah satu inovasi terbaru adalah penerapan teknologi dalam pengelolaan data penerima manfaat. Dengan menggunakan sistem informasi yang lebih canggih, diharapkan ketepatan sasaran penerima bantuan bisa lebih terjamin.

Selain itu, pemerintah juga mulai mengintegrasikan PKH dengan program-program pemberdayaan ekonomi lainnya, seperti program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pelatihan keterampilan. Dengan demikian, penerima PKH diharapkan tidak hanya bergantung pada bantuan tunai, tetapi juga bisa meningkatkan kapasitas mereka untuk menjadi mandiri secara ekonomi.

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu langkah nyata pemerintah dalam upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia. Melalui bantuan sosial bersyarat, PKH tidak hanya membantu meringankan beban ekonomi keluarga miskin, tetapi juga mendorong peningkatan akses pendidikan dan kesehatan. Meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan, PKH telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Ke depan, dengan terus melakukan inovasi dan perbaikan, PKH diharapkan dapat semakin efektif dalam mencapai tujuannya, yaitu memutus rantai kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun