Mohon tunggu...
senopati pamungkas
senopati pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hubbul Wathan Minal Iman

"Bila akhirnya engkau tak bersama orang yang selalu kau sebut dalam do'amu, barangkali engkau akan bersama orang yang selalu menyebut namamu dalam do'anya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dinamika Gender dalam Kehidupan Sehari-hari: Perspektif Etnografi

15 September 2024   02:21 Diperbarui: 15 September 2024   02:25 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi: sahabatsetara.id

Namun, tidak semua masyarakat bersifat patriarkal. Studi etnografi terhadap masyarakat matrilineal, seperti suku Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia, menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam distribusi kekuasaan dan kepemilikan harta. Dalam sistem matrilineal, garis keturunan dan kepemilikan tanah diwariskan melalui garis perempuan, dan perempuan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan keluarga dan komunitas.

Dalam masyarakat yang lebih modern dan egaliter, kita mulai melihat peningkatan jumlah perempuan yang menduduki posisi kekuasaan, baik di sektor politik, ekonomi, maupun sosial. Di banyak negara, kampanye untuk kesetaraan gender telah mendorong munculnya kebijakan-kebijakan yang mendukung partisipasi perempuan dalam ruang publik, termasuk kuota perempuan dalam parlemen, perlindungan hukum terhadap diskriminasi gender, dan peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam dinamika gender. Dalam banyak masyarakat tradisional, akses perempuan terhadap pendidikan sering kali terbatas dibandingkan dengan laki-laki, karena pendidikan dianggap lebih penting untuk laki-laki yang diharapkan menjadi pencari nafkah. Namun, perubahan sosial telah mendorong peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan, yang pada gilirannya mempengaruhi peran mereka dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat secara lebih luas.

Studi etnografi di berbagai komunitas menunjukkan bahwa pendidikan memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi gender. Perempuan yang mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki lebih banyak kebebasan dalam mengambil keputusan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Mereka juga lebih mungkin untuk menunda pernikahan dan memiliki anak, karena mereka memprioritaskan karir dan pengembangan diri. Di sisi lain, laki-laki yang mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pandangan yang lebih egaliter tentang peran gender dan lebih bersedia untuk berbagi tanggung jawab domestik dengan pasangan mereka.

Agama juga memainkan peran penting dalam membentuk peran gender di banyak masyarakat. Dalam banyak tradisi agama, peran laki-laki dan perempuan diatur secara ketat, dengan laki-laki sering kali diberikan otoritas yang lebih besar dalam hal kepemimpinan spiritual dan sosial. Di beberapa masyarakat, perempuan dibatasi aksesnya terhadap posisi-posisi kekuasaan dalam hierarki agama dan sering kali diposisikan dalam peran-peran yang lebih subordinat.

Namun, dalam praktiknya, peran perempuan dalam kehidupan beragama sering kali lebih kompleks daripada yang terlihat. Studi etnografi menunjukkan bahwa meskipun perempuan mungkin tidak memiliki posisi formal dalam hierarki agama, mereka sering kali memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual komunitas. Misalnya, perempuan sering kali menjadi penjaga tradisi keagamaan, pemimpin ritual-ritual rumah tangga, dan pendidik anak-anak dalam hal moral dan etika agama.

Selain itu, di beberapa komunitas, peran agama telah digunakan sebagai alat untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Gerakan-gerakan feminis dalam Islam, misalnya, telah berusaha untuk menafsirkan ulang teks-teks agama dalam upaya untuk mempromosikan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Dinamika gender dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh norma-norma sosial, kultural, dan ekonomi yang berkembang di suatu masyarakat. Melalui studi etnografi, kita dapat memahami dengan lebih baik bagaimana peran-peran gender dipraktikkan dan dinegosiasikan dalam berbagai konteks, serta bagaimana perubahan sosial dan modernisasi mempengaruhi dinamika tersebut.

Meskipun norma-norma gender sering kali tampak kaku, praktik kehidupan sehari-hari menunjukkan adanya fleksibilitas dan adaptasi dalam peran-peran gender. Perempuan dan laki-laki sama-sama berperan aktif dalam membentuk, mengubah, dan menegosiasikan identitas gender mereka, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun dalam komunitas yang lebih luas. Dengan demikian, studi etnografi memberikan wawasan yang kaya tentang kompleksitas dan variasi dinamika gender dalam kehidupan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun