Mohon tunggu...
senopati pamungkas
senopati pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hubbul Wathan Minal Iman

"Bila akhirnya engkau tak bersama orang yang selalu kau sebut dalam do'amu, barangkali engkau akan bersama orang yang selalu menyebut namamu dalam do'anya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Media Sosial dan Radikalisme

10 Juni 2019   06:32 Diperbarui: 10 Juni 2019   06:42 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tangkapan layar pada webpronews.com

2. Media secara langsung dapat mempengaruhi pikiran orang dan mengubah pandangan mereka tentang dunia sosial;

3. Ketika pikiran orang diubah oleh media maka seluruh konsekwensi buruk dilihat sebagai hasil yang tidak hanya membawa kehidupan individu pada kehancuran namun juga menciptakan berbagai permasalahan sosial dalam skala besar;

4. Rata-rata orang sangat rapuh atau tidak berdaya menghadapi media karena dalam masyarakat massa mereka diisolasi dari institusi sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari manipulasi media;

5. Kekacauan sosial yang diinisiasi oleh media kemungkinan akan di atasi dengan pembentukan tatanan sosial totaliter;

6. Media massa mau tidak mau memperdebatkan bentuk budaya yang lebih tinggi, yang menyebabkan penurunan peradaban secara umum.

Dalam konteks Indonesia saat ini, media massa dengan berbagai varian dan platformnya menjadi bagian penting kehidupan masyarakat. Hanya saja, perkembangan media massa (terlebih media sosial) ini oleh masyarakat Indonesia diterima apa adanya tanpa nalar kritis mempelajari ideologi-politik yang bermain di belakangnya, dengan begitu masyarakat Indonesia hanya menjadi pengguna pasif, konsumen berita yang menelan bulat informasi tanpa ada budaya "saring sebelum sharing" (meminjam istilah Gus Nadirsyah Hosein).

Sementara itu, menurut pendekatan instrumental Marxis, media merupakan bagian ideal dari berbagai kelas sosial yang saling bersinggungan. Pendekatan ini yang membuat beberapa klaim yaitu para pemilik media massa memiliki kendali langsung terhadap berbagai ide yang dikomunikasikan melalui media massa. 

Pendekatan Marxis memandang bahwa khalayak media massa merupakan khalayak yang pasif. Karena itu, khalayak hanya menerima apapun yang disajikan kepada mereka dan opini publik menjadi mudah dimanipulasi oleh media massa.

Dari data yang dilansir kominfo.go.id tahun 2013, pengguna Internet di Indonesia sebanyak 63 juta dan kini bertambah menjadi 132 juta orang. Sebanyak 95 persen pengguna Internet di Indonesia adalah pengguna media sosial. 

Tak heran bila saat ini nilai-nilai budaya lokal dan norma-norma sosial mulai tereduksi dan terdekonstruksi akibat banyak orang lebih memilih bersosialisasi melalui media sosial. 

Media sosial tidak hanya digunakan untuk berbagi momen-momen menyenangkan dan penting bagi penggunanya, tapi media sosial juga menjadi media informasi bagi banyak kalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun