2. Berpikir sistematis,kronologis, dan kritis.
Menulis adalah menuangkan gagasan, opini,dan ide secara baik dan benar agar memberi manfaat bagi yang membaca. Oleh karena itu tidak tidak sekedar menulis, tapi menulis yang sistematis, kronologis, dan kritis.Â
Meskipun berupa fiksi tetap perlu sistematis, kronologis, dan kristis, apalagi tulisan non fiksi. Dengan menulis, maka guru selalu belajar terus menerus agar bisa menghasilkan tulisan yang sistematis, kronologis dan kritis.Â
Untuk menghasilkan tulisan seperti itu, maka guru harus sering membaca agar bisa menghasilkan pemikiran sistematis,kronologis, dan kritis yang akan dituangkan ketika menulis. Ketika mengajak peserta didik untuk belajar berpikir sistematis, kronologis, dan kristis, maka guru sudah memilik contoh  konkret yang bisa untuk teladan.
3. Belajar sepanjang hayat.
Menulis identik dengan salah satu unsur dari belajar, disamping juga ada membaca. Menulis adalah salah satu satu bentuk konkret dari belajar yaitu membaca. Memang tidak selalu setelah membaca lalu akan menulis, tetapi ketika menulis maka sebelumnya sudah dibekali atau diisi dengan membaca. Melalui membaca maka akan banyak hal atau informasi yang bisa menjadi sumber atau referensi ketika menulis sehingga tidak asal menulis.
Sering membaca buku apapun yang menjadi minatnya bisa dikatakan bahwa guru itu belajar sepanjang hayat. Wawasan guru itu menjadi luas, tidak hanya materi bahan ajar, tapi bisa berbagai hal yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan bahan ajar.Â
Apalagi setiap bahan ajar bisa didekati dengan berbagai disiplin ilmu. Belajar pendekatan dari berbagai disiplin ilmu terhadap bahan ajar inilah yang bisa didapatkan oleh guru melalui menulis. Maka ketika guru rajin menulis maka sudah melakukan belajar sepanjang hayat.
4. Berkarya tulis terus menerus.
Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, maka ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah". Inilah pentingnya bukti otentik yaitu menulis karena bisa dipertanggungjawabkan. Peradaban suatu bangsa akan dikenal karena peninggalan otentiknya. Ketika peninggalan otentik sedikit maka informasi yang bisa digali juga sedikit.Â
Apalagi di era sekarang dengan sarana komunikasi yang luar biasa canggih sehingga bisa mencari sumber atau referensi kapanpun dan dimanapun. Ditambah saat ini sebagian guru yang sudah punya sertifikat pendidik sehingga mendapat tunjangan sertifikasi, seharusnya punya kemampuan untuk membeli buku yang mendukung dalam rangka tugas mengajar.Â