Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pekerja yang Berhikmat

22 Maret 2024   13:43 Diperbarui: 22 Maret 2024   16:00 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata tuan dari pemilik ladang ini juga mempunyai musuh, dengan kata lain bahwa walaupun kita sudah bekerja dengan baik tetapi ada orang yang tidak ingin kita bekerja dengan baik, itulah musuh kita. Musuh disini mengambarkan akan iblis.  

Musuh dari tuan ini betul-betul sangat jahat, dia tidak ingin  pemilik ladang ini bahagia, dan mendapatkan hasil yang baik, makanya pada waktu pemilik ladang menaburkan benih gandum yang baik maka musuhnya juga menaburkan lalang di antara gandum dengan tujuan lalang itu akan menghambat pertumbuhan dari pada gandum sehingga hasilnya tidak akan baik.

Pada waktu masih kecil (hijau) lalang dan gandum ini sulit dibedakan tetapi pada waktu mulai berbulir baru terlihat bedanya, karena bulir dari pada gandum itu besar-besar tetapi lalang sangat kecil, makanya pada saat berbulir barulah hamba dari pada tuan ini  tahu bahwa ada lalang maka ia pergi kepada tuannya agar diijinkan untuk mencabut lalang-lalang tersebut.

Tetapi sikap dari pada tuan ini sangat berhikmat, memang dia mencintai pekerjaannya  maka berusaha untuk menaburkan benih yang baik, tetapi dia juga berhikmat. Karena lalang dan gandum itu kemungkinan berhimpitan maka kalau mencabut lalang maka bisa jadi gandumpun akan tercabut. Sayang sekali benih yang baik yang sudah diusahakan untuk ditanam tidak sampai menikmati hasilnya karena tercabut juga gara-gara ingin mencabut lalang, berarti kurang berhikmat.

Maka tindakan dari pada pemiliknya adalah biarkanlah sampai masa menuai, artinya semua hasilnya sudah lengkap barulah mencabut lalang dan gandum kemudian barulah memisahkan lalang dan gandum, lalang akan dibakar sedangkan gandum akan ditaruh pada lumbung

Banyak orang terkadang mempunyai sikap kebalikan dari pemilik ladang ini, mereka mencintai pekerjaan tetapi terkadang kurang berhikmat dalam menanggapi musuh yang tidak menyukainya.

Biasanya kalau orang tidak menyukai kita, maka ia akan menabur hal-hal yang tidak baik tentang kita, melalui gosip, atau melapor kepada bos hal-hal yang tidak benar tentang kita. Itu adalah hal yang sudah biasa terjadi selama kita masih bekerja didunia, kecuali disurga.

Pada waktu mendengar gosip hati kita panas maka kita berusaha membalasnya dengan gosip-gosip yang bahkan mendramatisir kondisi musuh kita, lama-kelamaan kita tidak lagi bekonsentrasi dalam pekerjaan tetapi lebih berkonsentrasi dalam menanggapi gosip, berkonsentrasi untuk membalas musuh kita, maka bisa jadi prestasi kerja kita tidak bagus dan akhirnya menurun jauh. Inilah yang namanya kurang berhikmat.

Sekali lagi yang namanya musuh, atau orang yang tidak menyukai kita tetap ada tetapi dalam menangapinya diperlukan hikmat. Dari pada capai membuang energi dalam  menanggapi musuh lebih baik tanggapilah melalui keseriusan bekerja untuk mencapai prestasi kerja yang baik.

Karena dari keseriusan dan perstasi kerja akan diketahui bahwa kita adalah benih yang baik yang mencintai akan institusi seperti Tuhan, sedangkan musuh adalah orang yang tidak serius bekerja karena kerjanya hanya mengosipkan dan menjatuhkan orang seperti iblis.

Jadi akhirnya pemilik/pimpinan/Tuhan akan mengetahui siapa yang selama ini benih gandum yang baik dan siapa yang selama ini adalah lalang yang terus menghambat akan pekerjaan institusi/perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun