Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pekerja yang Berhikmat

22 Maret 2024   13:43 Diperbarui: 22 Maret 2024   16:00 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata hamba/pekerja  dari pada tuannya juga mempunyai hati yang sama dengan pemilik  ladang tersebut. Karena dalam ay 27 pada waktu ia sadar ada lalang diantara gandum maka ia pergi kepada tuannya agar diijinkan mencabut lalang-lalang tersebut.

Dari sikap ini kita bisa melihat bahwa pekerja ini  juga ingin mendapatkan hasil yang baik, dia punya hati yang sama dengan pemilik ladang/Allah. Makanya pada waktu melihat ada lalang yang berusaha menghambat pertumbuhan dari pada gandum tersebut maka ia ingin mencabut lalang tersebut sehingga hasil ladang bisa sangat baik.  

Oleh karena itu menurut saya suatu istitusi bisa terus mendapatkan hasil yang baik kalau semua pegawai  bekerja dengan mempunyai hati bahwa institusi ini juga miliknya, hati seperti tuan/Tuhan yang digambarkan sebagai pemilik ladang, maka tentu dia akan bekerja dengan sungguh-sungguh/ baik.

Mengapa terkadang mobil dinas walaupun tahun rakitannya  sangat baru  tetapi kalah  awet dibanding mobil pribadi yang  tahun rakitannya lebih lama. Karena itu mobil dinas, mau dipakai ke medan-medan yang berbatuan ataupun yang longsor terus disikat, mau dipakai tabrak batu atau pohon pun terus dijalankan tetapi coba kalau itu mobil pribadinya maka pasti ia akan menjaganya sebaik mungkin. Karena mobil dinas berarti uang yang keluar adalah uang kantor jadi tidak ada masalah bagi dia.

Inipun sama, kalau kita bekerja dan menganggap bahwa kantor itu bukan milik kita, hati kita tidak sama seperti tuan/Tuhan yang sebagai owner, kita hanya sementara disini maka tentu akan bekerja dengan biasa-biasa saja, karena bukan milik saya. Penggunaan seluruh fasilitas akan dipakai seenak saja, karena bukan kita yang bayar.

Terkadang orang yang bekerja dikantor sudah pulang kantor pun AC tetap menyala sampai pagi, dan tidak ada rasa bersalah. Coba kalau itu milik dia, maka dia akan melakukan semuanya secara bertanggung jawab dan hati-hati, dia akan menjaganya, karena itu  miliknya.

Oleh karena itu jika semua pegawai mempunyai hati bahwa intitusi ini juga miliknya, seperti tuan/Tuhan maka mereka akan bekerja dengan sungguh-sungguh maka institusi akan mendapatkan hasil yang baik / memberikan pelayanan yang baik.

Saya ingat bpk Jonathan Parapak pada waktu dia masuk Indosat, indosat belum ada apa-apa tetapi dia bekerja dari bawah, dari tarik kabel, instalasi sampai menjadi DIRUT dan membuat Indosat menajdi BUMN terkemuka di Indonesia dan asia tenggara.

Kemudia dia ditawari Sekjen Deparpostel yang gajinya lebih kecil dari seorang DIRUT  dia tetap mau karena panggilan mengabdi kepada bangsa sehingga dia bekerja dengan sungguh-sungguh dan bisa mengembangkan Telkomunikasi dan pariwisata dengan sangat baik.

Jadi kalau orang merasa bahwa dia bukan hanya digaji oleh institusi tetapi institusi itu miliknya maka ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan memajukan institusi dan instistusi mendapatkan hasil yang baik.

Masih adakah anak-anak Tuhan yang punya sikap seperti ini, atau dia hanya bekerja dengan sungguh-sungguh pada waktu dia menjadi pimpinan tetapi setelah turun maka dia malas tahu, tetapi kalau orang punya hati yang sama seperti  tuan/Tuhan, maka ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh dalam posisi apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun