Perumpamaan dalam Matius 20 dimulai dengan seorang tuan yang punya kebun anggur. Pagi-pagi benar  ia mencari pekerja-pekerja untuk bekerja pada kebun anggurnya. Setelah dia mendapatkan para pekerja, dia sepakat dengan mereka untuk bekerja dengan upah satu dinar sehari.
Tetapi setelah itu dikatakan jam 9 pagi dia keluar dan mendapati ada orang yang menganggur, dan dia menawarkan mereka untuk bekerja pada kebun anggurnya juga, lalu dia keluar lagi jam 12, 3 dan jam 5 petang dan  menemukan lagi ada orang yang menganggur dan dia meminta mereka untuk bekerja pada kebun anggurnya juga.
Setelah semuanya selesai bekerja maka dia membayar mereka, bahkan yang tidak kerja penuh yaitu  jam 12, 3 termasuk yang jam 5  dibayar dengan satu dinar, padahal mereka tidak kerja penuh dari pagi sampai sore, maka disinilah letak perdebatannya.
Kalau orang  menilai ini tidak adil, bagaimana mungkin orang yang kerja satu jam dibayar sama dengan yang kerja 12 jam, jadi tuan yang mengambarkan Allah yang punya kebun angggur itu tidak adil, tetapi kalau dilihat dari sisi tuannya maka itu kasih dan kemurahan yang luar biasa.
Bayangkan jam 9, 12, 3 dan jam 5 dia keluar dan melihat masih ada orang-orang yang menganggur maka dia memanggil mereka untuk bekerja, bukankah itu menunjukkan bahwa dia mengasihi orang-orang tersebut maka dia memanggil mereka.
Maka kalau kita melihat dari sisi tuannya itu kasih yang luar biasa, karena orang-orang yang masih menganggurpun dipanggilnya untuk bekerja, Jadi kita tidak hanya melihat dari sudut pandang kita saja, tetapi lihat juga dari sudut pandang tuan/Tuhan kita.
Ini sama juga dengan membayar satu dinar kepada semua pekerja, bukan berarti dia tidak adil. Karena sudah ada kesepakatan dengan orang yang bekerja penuh untuk dibayar satu dinar, tetapi kalau dia tetap memberikan  kepada orang lain satu dinar juga wakaupun tidak bekerja penuh maka itu kemurahan tuan/Tuhan saja.
Jadi  pemilik kebun anggur yang menunjukan Tuhan ini,  sangat mengashi dan bermurah hati kepada orang-orang yang menganggur ini maka Dia berikan pekerjaan bahkan memberikan mereka satu dinar, jadi tidak ada yang salah, karena itu kemurahanNya.
Kalau seandainya ada orang-orang tertentu yang diberikan banyak talenta, mereka bisa publik speaking dengan baik, bermain musik, creative sedangkan kita hanya satu/sedikit talenta tidak perlu marah karena Tuhan berhak untuk memberikan lebih  kepada orang-orang tertentu, itu haknya Tuhan.
Tetapi nilai keberhasilan bukan terletak pada banyak talenta/kemurahan yang diberikan tetapi bagiamana kita bisa setia atau memaksimalkan talenta tersebut.