Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Integritas dengan Tidak Berkompromi terhadap Kejahatan

3 Oktober 2023   15:39 Diperbarui: 3 Oktober 2023   15:47 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau bicara tentang integritas maka dasar kita bisa hidup berintegitas adalah dengan terus beriman kepada Allah. Pada waktu kita beriman kita bisa melakukan kebenaran walaupun dibawah tekanan tetapi kalau tidak beriman maka tanpa tekananpun kita akan melakukan kejahatan yang ada.

Kalau kita melihat dalam teks keluaran 32:1-29 dikatakan bahwa setelah orang Israel melihat bahwa Musa tidak kembali dari gunung, maka mereka pergi kepada Harun dan meminta Harun untuk membuat patung emas untuk menjadi Allah mereka "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."(32:1b)

Seharusnya kalau Musa pergi berarti Harunlah yang menjadi pemimpin menggantikan Musa, maka orang-orang ini datang kepada Harun. Kalau Musa tidak ada berarti Harunlah yang harus menolong orang-orang ini untuk tetap menyembah kepada Allah Yahweh, tetapi apa yang terjadi ? Harun tidak melakukan itu. Bahkan pada waktu mereka datang kepada dia, ia meminta mereka untuk menanggalkan seluruh anting-anting emasnya dan dia sendirilah yang membuat patung itu. (ay 2)

Mengapa Harun bisa melakukan tindakan demikian? Mengapa ia tidak berargumentasi dengan mereka, mengapa ia tidak katakan marilah kita menunggu Musa, ataukah Harun juga meyakini bahwa Musa tidak turun dari gunung itu, ataukah Harun sangat takut pada orang banyak itu sehingga mau mengikuti permintaan mereka. Kalau mau dilihat lebih jauh maka yang menjadi dasar Harun tidak melakukan itu karena ia  sudah tidak beriman kepada Allah.

Karena ia sudah tidak beriman maka ia mempunyai keyakinan bahwa Musa tidak akan lagi turun dari gunung itu, kalau Musa tidak turun lalu siapa yang akan memimpin mereka ? Akhirnya dia menyetujui untuk membuat sebuah patung sebagai Allah yang akan membimbing mereka.

Buktinya apa ? dalam ay 5 dikatakan Harun mendirikan mezbah di depan anak lembu itu. Berarti dia menyetujui akan keberadaan dari patung itu yang menggantikan Allah Yahweh dan juga dicatat lalu berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!" Berarti dia juga mengumumkan bahwa besok semua orang harus mempersembahkan korban dan itu dilakukan oleh orang-orang Israel dalam ay 6

Jadi karena Harun sudah tidak beriman kepada Tuhan maka dia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, karena Harun sudah tidak beriman kepada Tuhan maka dia memimpin orang Isrel dalam kejahatan yang sangat keji yaitu menyembah patung anak lembu sebagai Allah. Jadi kalau sudah tidak beriman maka pasti yang dilakukan  adalah kejahatan.

Mengapa pada waktu Goliat mencaci maki pasukan Israel, maka Saul beserta pasukannya tidak berani maju selangkahpun untuk menentang Goliat, karena Saul dan pasukannya sudah tidak beriman  bisa mengalahkan Goliat yang raksasa dan hebat dalam duel. Tetapi berbeda dengan Daud. Ia masih sangat muda dan lebih kecil dari pada Saul dan bukan prajurit hanya seorang gembala tetapi berani menantang akan goliat, karena dia beriman kepada Tuhan.

1 Samuel 17:45 Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu;

Jadi pada waktu seorang sudah tidak beriman kepada Tuhan maka pada waktu menghadapi tekanan akan menjadi takut dan tidak mau melakukan kebenaran, Harun demikian, Saul dan berserta seluruh prajuritnya sama, mereka tidak melakukan kebenaran karena tidak beriman kepada Tuhan. Jadi integritas akan terlihat pada waktu adanya tekanan dan integritas itu hanya bisa dilakukan apabila mereka beriman kepada Tuhan.

Harun sangat berbeda dengan Musa. Musa pada waktu dia turun dari gunung itu di sangat marah melihat orang Isarel melakukan demikian dan dikatakan dia suruh membakar patung dan meminta seluruh orang Israel meminumnya.

Padahal kalau kita melihat pada saat itu Musa hanya seorang diri tetapi ia berani marah kepada mereka, ia berani menantang mereka semua, ini sangat berbeda dengan Harun, Harun juga seorang diri tetapi dia tidak berani membantah mereka, mengapa Musa bisa begitu ? karena Musa beriman kepada Tuhan

Jadi pada waktu seorang beriman kepada Tuhan walaupun dalam kondisi tertekan ia tetap bisa melakukan kebenaran bahkan ketertekanan itu akan menunjukan iman dia. Tantangan dalam pekerjaan sangat besar, mungkin kita akan di tekan oleh para penguasa untuk melakukan hal yang tidak benar tetapi kalau kita terus beriman kepada Tuhan tetap bisa berintegritas tetapi kalau tidak beriman pasti akan jatuh.

Seorang ASN diminta  oleh pimpinannya untuk membuat laporan sesuai dengan keinginan pimpinan bukan yang seharusnya , dia menolak dengan halus, pimpinannya sangat tersinggung dan memberikan kepada orang lain, dan dalam jangka waktu tertentu dia tidak diberikan pekerjaan oleh pimpinannya, tetapi luar biasa dia tetap bekerja dan juga menolong pekerjaan teman-temannya.

Dari sisi manusia, orang melihat bahwa dia tidak berguna karena tidak ada kerjaan dan tidak mendapat kepercayaan tetapi dari sisi Tuhan dia adalah pengawal kebenaran dan contoh orang yang tetap berintegritas, karena itulah yang Tuhan mau.

Maka saat ini masihkah bpk, ibu sebagai orang Kristen yang menjadi pengawal kebenaran dan contoh cara hidup berintegritas atau semuanya itu sudah tidak ada lagi. Bpk, ibu selalu ikut kebaktian minggu dan berbagai kebaktian lainnya tetapi tidak mau taat untuk melakukan kebenaran, bpk, ibu selalu menyenangkan hati pimpinan dan bukan hati Tuhan.

Jangan-jangan kita hanya orang Kritsen tetapi hanya KTP bukan realitanya.

Oleh karena itu sikap kita terhadap kejahatan seharusnya sama seperti sikap Allah, tidak mau berkompromi terhadap kejahatan, karena itu yang Allah mau. Kalau terus berkompromi maka Allah sendiri akan menghancurkan diri kita, maka inilah yang dilakukan oleh Musa terhadap kejahatan orang Israel.

Musa bukan hanya menyuruh membakar patung itu tetapi dalam ay 26 ia memberikan suatu pernyataan yang mengagetkan kita semua. Musa katakan : Siapa yang berpihak kepada Tuhan datang kepadaku, lalu ia berkata engkau harus mengangkat pedangmu dan membunuh saudaramu, dan pada hari itu tiga ribu langsung tewas, gila, luar biasa sadisnya.

Apakah tindakan Musa terlalu kejam pada orang-orang yang tidak berintegritas ini ? Tidak, karena mereka ini bangsa yang tegar tengkuk berarti bukan hanya satu kali mereka lakukan itu tetapi sudah beberapa kali sehingga wajar kalau mendapatkan hukuman seperti itu.

Dan Allah sendiri dalam ay 10 sangat marah terhadap perlakuan mereka, karena mereka secara sadar menyangkali dan menghina Allah dengan menyembah patung emas itu dan Allah ingin membunuh mereka.  Kalau Allah sendiri marah mengapa Musa harus diam pada waktu melihat dosa yang keji itu, kalau dia hamba Allah berarti dia harus marah seperti marahnya Allah.

 Terkadang kita terlalu lembut kepada orang-orang yang demikian karena merasa bahwa kita harus mengasihi mereka, sehingga sepertinya kasih kita melebihi kasih Allah karena terus mengasihi orang yang sudah tegar tengkuk dan secara sadar sudah menghina Allah. 

Siapa bilang Allah tidak mengasihi mereka. Allah sudah sangat mengasihi mereka, tetapi perlu diingat mereka ini adalah orang yang tegar tengkuk dan sangat menghina Allah secara sadar maka keadilan Allah yang sangat dasyhat dinyatakan kepada orang-orang yang tidak berintegritas ini. Dengan kata lain itu bukan saat yang tepat untuk bersikap lembut terhadap mereka.

Mengapa Yesus sangat marah di halaman Bait Allah sampai menghancurkan meja-meja penukar uang, karena bagi Yesus dosa itu sudah sangat keji dan terus berlangsung dihalaman bait Allah.

Bayangkan di Bait Allah orang harus sembahyang tentu butuh ketenangan yang luar biasa tetapi tidak bisa dilakukan karena diluar ada para pedagang yang menjual berbagai binatang korban untuk wisatawan Yahudi yang mempersembahkan korban di Bait Allah. Jadi Yesus sangat marah karena ini tempat untuk Allah bukan tempat untuk jualan dan menukar uang (Money changer).

 Kalau Yesus tidak marah  maka mereka kan terus lakukan itu. Terkadang kesalahan kita terlalu lembut kepada dosa, sangat lembut padahal Yesus tidak. Maka kalau kita dalam kondisi ini bukan lagi orang yang berintegritas tetapi orang yang sudah berkompromi dengan dosa, sangat berkompromi.

Dan luar biasa Musa melakukan tindakan ini bukan karena emosional pribadi tetapi didasarkan pada pernyataan Tuhan kepada dia. Dalam ay 27 Berkatalah Musa kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."

Kalau kita melihat pada saat itu jelas Musa dalam kondisi yang sangat marah sampai ia menyuruh membakar patung itu berarti menunjukan bahwa Musa sangat marah tetapi luar biasa walaupun Musa sangat marah pada saat itu, ia tetap bisa berhubungan dengan Tuhan sehingga akhirnya dia melakukan suatu tindakan berdasarkan pernyataan Tuhan. "Beginilah Firman Tuhan Allah Israel". Karena kalau orang sangat marah biasanya tindakan yang keluar adalah berasal dari dirinya tetapi Musa berbeda.

Mengapa Musa masih bisa melakuakan kebenaran/integritas pada saat dia marah karena di punya hubungan dengan Tuhan yang sangat bagus sehingga dia tetap menanti penyataan Tuhan. Disini Musa menunjukan bahwa dirinya adalah pemimpin yang sangat baik, sangat berintegritas karena taat kepada Allah dalam kondisi apapun sedangkan Harun pemimpin yang sangat tidak baik karena taat pada waktu tidak ada tekanan tetapi tidak taat pada waktu menghadapi tekanan.

Maka saat ini masihakah kita taat kepada Allah dengan menegur dosa/kejahan sesuai dengan hikmat yang Allah berikan atau kita tidak berani menegur karena kita sendiri yang hidup dalam kejahatan.

Ingat kalau kita tidak berani menegur bahkan hidup dalam kejahatan maka besok-lusa Allah yang menegur kita dan itu pasti diri kita akan hancur. Jadi kalau tidak mau ditegur oleh Allah maka hiduplah dalam kebenaran dan tegurlah kejahatan, lakukanah itu karena itulah kemauan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun