Nah selanjutnya iblis memperlihatkan  kerajaan dunia dan semua kemegahannya dan berkata kepada Tuhan Yesus, semuanya akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. Tetapi apa yang Tuhan Yesus katakan : Enyalah iblis sebab ada tertulis : engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.
Jadi jelas kita tidak boleh menyembah apapaun, apapun tidak boleh  mengantikan Allah. Bukan kerajaan dan kemegahan dunia yang membuat hidup kita puas atau sejahtera tetapi hanya Tuhan.Â
Bukan dapat jabatan yang tinggi, maka ada damai sejahtera, tetapi damai sejahtera karena kita memaksimalkan talenta yang Tuhan berikan kepada kita, kalau kita merasa damai sejahtera karena mendapatkan jabatan yang tinggi, maka "jabatan"  itu sudah gantikan Allah, memang seharusnya kita berusaha  mendapatkan jabatan yang tinggi untuk jadi berkat yang lebih luas, tetapi bukan itu yang membuat damai sejahtera, tetapi Tuhanlah sehingga walaupun tidak dapatkan "jabatan" tetap ada damai sejahtera karena ada Tuhan dalam hidup kita.
Bukan dapat istri/suami hati saya damai sejatera tetapi hati saya damai sejahtera karena ada Tuhan. Jadi kita tidak boleh menjadikan apapun mengantikan Allah, dia tetap berkat  bukan Allah sehingga kita hanya menyembah Allah saja.
Ini sama seperti Ayub. Pada waktu diambil habis seluruh harta bendanya, tetapi dia tetap memuliakan Allah, ini rasa aneh bagi orang dunia, seharusnya dia stress, kecewa karena dia juga bekerja keras untuk mendapatkan semuanya, tetapi dia tetap menyatakan kalimat-kalimat yang agung bahkan Alkitab mengatakan dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Padahal kita hidup butuh berkat Tuhan, kita butuh uang, butuh keluarga, butuh barang-barang tetapi Ayub sadar semuanya itu adalah berkat tidak pernah mengantikan Allah dalam hidup Ayub. Yang membuat hatinya tenang adalah Allah bukan semua berkat itu. Ini juga yang seharusnya ada dalam hidup kita yang membuat hati kita tenang, damai sejahtera bukan semua berkat yang diberikan tetapi karena ada Tuhan.
Juga yang luar biasanya Yesus bisa menang terhadap seluruh pencobaan karena hidup dalam Firman Tuhan sehingga Firman Tuhan itulah yang menjadi dasar untuk Dia. Dalam menghadapi pencobaan  Yesus selalu mengatakan ada tertulis. Berarti Ia menggunakan Firman Tuhan sehingga bisa menang terhadap berbagai cobaan.
Dalam pencobaan yang pertama Tuhan Yesus mengutip Ul 8:3, pencobaan kedua, Tuhan Yesus mengutip Ul  6:16 dan pencobaan ketiga  mengutip Ul 6:13. Maka jelas hanya orang yang hidup dalam Firman Tuhan saja yang bisa menang terhadap berbagai cobaan yang ada.
Kalau kita tidak bergaul dengan Firman Tuhan bagaimana bisa menang terhadap pencobaan. Pada waktu kita bergaul dengan Firman Tuhan maka Firman Tuhan akan selalu mengingatkan kita, kita punya ketakutan akan Allah untuk berbuat dosa.
Yusuf pada waktu di goda istri potifar dari hari ke hari ia tidak berbuat dosa, bahkan ia katakan satu kalimat yang sangat agung : Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa kepada Allah.
Yusuf anak muda, bukan mencari pencobaan tetapi pencobaan datang dengan sendirinya, dia bukan anak muda yang tidak normal, sehingga lari dari wanita yang mau bersetubuh dengannya  tetapi anak muda yang takut akan Tuhan. Yusuf bisa seperti itu karena ia terus bergaul dengan Tuhan, kalau konteks kita bergaul dengan Firman Tuhan.