Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesetiaan dan Tunduk pada Disiplin Tuhan

4 Agustus 2023   21:55 Diperbarui: 4 Agustus 2023   22:22 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya kita tahu bahwa Israel utara tidak setia, dibuang ke Asyur, tetapi Israel selatan bisa kembali dari pembuangan dan dari pohon keturunan mereka Mesias ada dan menjadi berkakt bagi seisi dunia ini.

Jadi setialah kepada Tuhan, apapun yang terjadi terus setialah. Kalaupun Dia menghukum kita maka tunduklah kepada disiplin itu, karena tujuannya untuk memurnikan kita sehingga Dia bisa memakai kita untuk menjadi berkat yang berarti. 

Coba seandainya Yudas itu mau kembali dan tunduk pada disiplinnya Tuhan. Maka bisa jadi Tuhan memakai dia seperti Rasul Petrus. Seorang nelayan tetapi pada waktu ia berkhobah 3000 orang bertobat, seorang yang biasa saja tetapi dipakai Tuhan sampai menulis kitab suci. Wah luaar biasa

Maka tunduklah kepada Tuhan, setialah kepadaNya. Ayub pada waktu setia dalam kesulitan-kesulitan yang Tuhan ijinkan maka Tuhan memberkati dia dengan berkat yang ganda baik anak-anaknya maupun hartanya. Tetapi bukan itu yang penting, tetapi dengan berkat ganda tersebut dia menjadi saluran berkat yang lebih luas lagi dan hidupnya menjadi teladan yang sangat baik bagi banyak orang.

 Maka Tuhan memulihkan sisa umatNya Yehuda dan memberikan Mesias agar banyak orang kembali kepada Tuhan, dan Tuhan juga ingin memakai hidup kita, yang penting kita juga mau setia kepada Tuhan. Maka setialah kepada Tuhan, kalaupun jatuh kembalilah kepadaNya, agar Ia bisa memakai hidup kita menjadi berarti bagi banyak orang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun