Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Live by Identity

16 Juli 2023   21:34 Diperbarui: 16 Juli 2023   22:26 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kenapa dia harus mati ? Karena ia telah mengajak bangsa itu untuk percaya pada dusta atau murtad terhadap Tuhan. Jadi dia senang dalam sesaat karena banyak orang percaya padanya tetapi Tuhan menghancurkannnya. Inilah hukuman dari  Tuhan yang setimpal bagi orang yang menghina Tuhan dengan berdusta demi Tuhan.

Tetapi berbeda dengan Yeremia, tentu setelah kematian nabi Hananya maka rakyat akan percaya pada apa yang telah di katakan Yeremia dan mereka yakin bahwa perkataaannya datang dari Tuhan. Dengan kata lain Yeremia di pelihara oleh Tuhan walaupun dalam sesaat di tinggalkan oleh banyak orang. Pemeliharaan itu sangat nyata dalam hidupnya.

Jadi kalau bapak/ibu berani membela kebenaran mungkin bapak/ibu akan di abaikan  tetapi Tuhan terus memelihara hingga saatnya Tuhan akan mengangkat bapak/ibu. Sama seperti bola tenis semakin di lempar dengan kencang maka lentingannya semakin tinggi.

Sama seperti Yusuf karena tidak mau berkompromi dengan dosa maka maka hidupnya semakin jatuh. Dari anak menjadi pelayan, dari pelayan menjadi narapidana, (mimpi penguasa tetapi realitanya jauh dari penguasa) sudah jatuh ketimpa tangga, kena paku lagi. Tetapi akhirnya Tuhan mengangkat dia

Jadi kalau bapak/ibu ingin Tuhan memelihara jangan takut untuk membela kebenaran, semakin jatuh, Tuhan akan terus memelihara, Tuhan terus bersama sampai suatu saat Tuhan akan mengangkat bapak/ibu. Tetapi kalau sampai Tuhan tidak mengangkat pada kedudukan tertentu, yakinlah Tuhan tetap memelihara bapak-ibu, dan itu adalah hidup yang penuh berkat.

Hidup kita bukan di tentukan dengan jabatan yang kita miliki tetapi adakah Tuhan dalam hidup kita atau tidak. Banyak orang yang punya jabatan yang tinggi tetapi tidak ada Tuhan dalam sikap hidupnya.  Maka yang paling utama adanya Tuhan dalam hidup kita maka itu akan terpancar dalam jabatan/ sikap hidup kita

Oleh karena itu sebagai anak-anak Tuhan milikilah sikap hidup yang sesuai dengan indentitas anak-anak Tuhan. Dalam kondisi apapun, tidak berkompromi, tidak akan berubah penderiaan untuk menyatakan kebenaran karena kita yakin Tuhan bersama dengan kita. Maka milikah sikap hidup yang demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun