Kalau  seorang laki-laki cinta pada seorang wanita, lalu wanita itu tanya  mengapa kamu jatuh cinta pada aku, lalu laki-laki itu jawab aku juga tidak tahu mengapa aku jatuh cinta dengan kamu, pokoknya aku mencintai kamu.
Maka jelas ini kasih yang tidak wajar, kasih yang diluar pemikiran manusia, karena bagaimana mungkin mengasihi orang tetapi tidak ada sesuatu yang baik dalam dirinya, tetapi itulah kasih Allah, Allah tidak memberikan syarat apapun, Dia tetap mengasihi manusia, maka itulah yang membedakan kasih Allah dan kasih manusia.
Kasih Allah itu adalah kasih yang tanpa syarat sedangkan manusia itu selalu mengasihi dengan syarat. Maka itu kasih yang besar.
Suatu waktu seorang ibu tinggal dengan anaknya yang sudah beristri dipinggiran hutan dataran China, tetapi karena kesulitan ekonomi yang sangat hebat akhirnya suami-istri ini memutuskan untuk membuang ibu mereka yang sudah lumpuh ke tempat yang jauh karena kalau tidakpun mereka akan mati kelaparan.
Lalu anak laki-laki ini mengendong ibunya masuk ke hutan yang paling dalam, dan setelah ia merasa sudah sangat jauh, lalu ia katakan pada ibunya, ibu tunggu sebentar disini akau akan mencari kayu bakar dan setelah itu aku akan kembali menjemput ibu.
Tetapi ibunya katakan : nak, beberapa hari yang lalu aku mendengarkan pembicaraan kalian berdua, aku tidak masalah ditinggalkan sendiri, tetapi pada waktu kita berjalan ke sini, aku telah mengambil daun-daun yang basah dan membuang sepanjang perjalanan, pulanglah lewat tanda jalan itu sehingga kamu tidak tersesat dan dimakan binatang buas.
Wah luar biasa kasih seperti itu, tetapi itu juga kasih yang bersyarat. Ibu itu walaupun disakiti tetap mengasihi anaknya. Tetapi Allah berbeda mengasihi tanpa syarat, walaupun manusia masih jadi seteruNya tetapi Allah tetap mengasihi manusia.
Padahal kasih dengan mengorbankan Anaknya, itu hebat sekali. Kasih yang sulit. Yesus Krsitus sampai berdoa tiga kali kalau bisa cawan itu lalu dariNya, tetapi Bapa tidak menjawab dan membiarkan ankaNya mengalami siksaan di salib, bahkan dalam penderitaan yang berat itupun  Anak masih berteriak Allah-Allahku mengapa Engaku meninggalkan Aku. Bapa tetap diam. Bapa seperti apa itu ?
Jadi  Bapa menahan sakit, kepedihan walaupun AnakNya berteriak minta tolong. Bapa diam karena itu untuk kepentingan manusia yang dikasihiNya. Kalau kita dalam kondisi sulit terus berdoa, meminta kemurahanNya, belas kasihanNya dan Allah diam walaupun itu untuk kebaikan kita, maka itu sulit luar biasa.
Kalau bapa di dunia seperti itu akan sulit melakukannya, maka kasih dengan mengorbankan anakNya itu kasih yang hebat sekali. Ini seperti Lot ingin mengorbankan anaknya demi melindungi tamunya dan demi hubungan seks yang benar. Wah itu hebat sekali.
Nah kasih Allah itu harus di respon dengan hidup yang mau menyenangkan hatiNya. Hidup yang mau berbuat baik, berbuat benar walaupun kita tidak sempurna tetapi punya keinginan untuk hidup seperti itu. Karena Allah sudah mengasihi kita, memberikan yang terbaik bagi kita.