Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung: Dilema Keputusan Pilatus

14 April 2022   19:42 Diperbarui: 14 April 2022   19:46 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka mungkin bapa, ibu akan marah, menangis dalam menghadapi kenyataan yang tidak adil itu tetapi teruslah hidup benar, karena Tuhan lagi merancang hal yang baik lewat semuanya itu.

Mengapa virus corona bisa mematikan banyak hamba Tuhan dan banyak anak-anak Tuhan, padahal Tuhan bisa menolong mereka dengan kuasaNya ?  Mengapa virus itu tidak hanya mematikan orang yang bejat, yang hidupnya jahat, sepertinya tidak adil, tapi ingat itu bukan tujuan akhir Allah. Bukankah bertemu dengan Tuhan adalah hal yang paling bahagia dalam hidup kita.  

Saya ingat dalam jaman Purba ada seorang bernama Ayub, orang itu adalah orang terkaya di sebelah timur dan yang takut Allah melebihi semua orang pada saat itu.

Tetapi dalam satu hari semuanya berubah seluruh kekayaannya musnah, dan paling membuat sedih 10 anaknya juga dipanggil pulang oleh Tuhan. Ayub tidak menemukan jawaban-jawaban mengapa dia yang hidup takut akan Tuhan mengalami semuanya itu, sepertinya ini suatu yang tidak adil, sehingga akhirnya ada suatu pengaduan dari dirinya kepada Tuhan akan hal itu.

Tetapi akhirnya Tuhan berfirman kepada dia, menyatakan banyak hal yang dia tidak tahu, dan semuanya itu menyebabkan dia semakin mengenal Allah. Akhirnya Ayub berkata : (Dulu) hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang engkau tetapi sekarang mataku sendiri memandang akan engkau.  Ayub semakin mengenal siapa Allah yang dia sembah.

Bukankah lewat penderitaaan membuat kita semakin mengenal Allah, maka jangan mundur dari penderitaan, jangan mundur dari perlakuan yang tidak adil, kalau ingin mengenal Allah lebih dalam hadapi semuanya itu dengan hidup benar dan terus bersandar pada Allah, maka kita semakin mengenal Allah, semakin tahu apa yang Allah mau lewat pengalaman-pengalaman hidup tersebut. Tuhan Memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun