Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Tuhan atau Anak Harta

5 April 2022   19:25 Diperbarui: 5 April 2022   19:37 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
komikalkitabanak.com

Begitu juga dengan diri kita pada waktu ada satu bidang kehidupan saja yang kita pertahankan, tidak mau menyerahkannya pada Tuhan maka kita sudah menjadi adonan yang busuk, masih adonan tetapi seperti adonan yang sudah berbau dan tidak layak di hadapan Allah.

Oleh karena itu walaupun kita jatuh tetapi kita mau bangun lagi, hidup seperti apa yang Allah mau, jangan ada satu bidangpun yang kita pegang erat-erat dan tidak mau di berikan kepada Allah untuk Allah kuasai.

Pada waktu raja Daud berzinah dan membunuh uria sepertinya tidak ada penyesalan, dia terus hidup seperti biasa, tetapi pada waktu nabi Natan menegurnya maka barulah ia sadar akan dosanya yang sangat keji dan menyesal karena telah melakukan semuanya itu sehingga ia bertobat dan mengekspresikan pertobatannya melalui mazmur 51, dan akhirnya Tuhan selalu menyebut hambaku Daud yang setia.

Jadi walaupun kita jatuh-bangun tetapi kita harus menyerahkan semua bidang kehidupan seperti apa yang Tuhan mau, baik keluarga, pekerjaan, relasi, pelayanan, dan lain-lain.

Tidak boleh ada satupun yang harus kita pertahankan, mungkin dalam bidang-bidang tertentu kita bisa jatuh tetapi kita bisa bangkit lagi karena kita ingin hidup seperti apa yang Tuhan inginkan. Oleh karena itu teruslah berjuang dan teruslah di dalam Tuhan, jangan meninggalkan Tuhan dalam satu bidangpun.

Selanjutnya, sebenarnya kekayaan bukanlah suatu masalah karena dalam Alkitab banyak juga anak-anak Tuhan yang kaya, Abraham sangat kaya, Ayub luar biasa kayanya sehingga di katakan orang yang terkaya di sebelah timur

Mereka kaya tetapi hati mereka tetap pada Tuhan, walaupun kekayaan itu hilang tetapi pengharapan mereka tidak hilang, karena pengharapan mereka bukan pada harta tetapi pada Tuhan yang terus memelihara hidup mereka.

Ayub pada waktu kehilangan seluruh harta bendanya, ia tetap katakan, mengapa kita mau menerima yang baik saja dan tidak mau menerima yang buruk, dan dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa. Jadi kehilangan harta bisa terjadi tetapi pengharapan tidak hilang karena hanya pada Tuhan saja.

Anak muda ini tidak bisa menjadi anak Tuhan, karena pengharapan hidupnya pada hartanya bukan pada Tuhan, hartalah yang bisa menolong hidupnya bukan Tuhan, hati dia melekat pada harta bukan pada Tuhan sehingga ia tidak mau kehilangan harta.

 Dengan kata lain lebih baik kehilangan Tuhan dari pada kehilangan harta, karena hartalah yang bisa menolong hidup saya bukan Tuhan. Gila, tidak.

Tetapi kenyataan ini jugalah yang terjadi dalam kehidupan banyak anak Tuhan di dunia. Mereka bisa rela kehilangan Tuhan dari pada kehilangan harta. Kalau tidak ada uang hati mereka sangat gelisah, tetapi kalau tidak berdoa, tidak bersekutu dengan Tuhan maka hati mereka tidak gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun