Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup untuk Arti Bukan karena Hari

19 Maret 2022   09:52 Diperbarui: 27 Maret 2022   17:15 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terlalu sibuk kerja. (sumber gambar: Alan Cleaver/Flickr via kompas.com)

Kalau kita mau meniliki hidup kita, maka kita harus mengakui hidup manusia cepat berlalu, Firman Tuhan dalam Maazmur 90 katakan bahwa hidup manusia itu seperti mimpi, seperti rumput yang baru bertumbuh, pagi ada, sore sudah layu dan akhirnya manusia akan kembali menjadi debu. Sangat cepat hidup manusia dan tidak berartinya manusia.

Sekarang saya sudah 47 tahun tetapi rasanya masih 20 an tahun. Saya mencoba mengingat masa kecil waktu SD, teman-teman SD, masa-masa indah waktu SMA, masa-masa pertama kali jatuh cinta, terus curi-curi pandang, tetapi sekarang sudah menikah, sudah punya anak, tidak boleh lagi jatuh cinta. Masa-masa itu cepat saja berlalu walaupun terkadang senang untuk di kenang.

Karena hidup manusia itu cepat berlalu, maka seharusnya manusia itu harus hidup dengan bijaksana, harusnya menggunakan hari-harinya dengan baik, dengan sesuatu yang berguna.

Memang banyak orang yang sibuk, sepertinya hidupnya berguna tetapi ternyata ada yang tidak, mereka hanya menghabiskan waktu kerjanya hanya untuk dirinya, untuk institusi bukan untuk jadi berkat. Mereka melakukan ini karena yang ada di kepalanya hanya uang, jabatan, dan bos yang memerintah. 

Mereka bekerja tidak berpikir bahwa saya bekerja untuk menjadi berkat bagi orang lain, menolong orang lain lewat isntitusi. Mereka bekerja untuk dirinya sendiri dan tunduk pada Bos.

Saya bertemu dengan orang-orang seperti ini, hanya uang dan jabatan kalau bicara lima menit rasanya bosan. Suatu waktu saya dan istri mau ke gereja lalu ada seorang saudara berkata: Baguslah papa dan mama Pray ke gereja, doakan kita ya, supaya Tuhan memberi banyak uang.

Yang ada di otak mereka itu hanya uang, materi. Bukan berarti uang itu tidak penting, tetapi yang paling penting bekerja untuk menolong orang lain, menjadi berkat bagi orang lain. Karena kalau kita mau menghitung hari-hari kita, maka hidup ini cepat berlalu, sangat singkat dan nanti kita juga akan kembali menjadi debu, menjadi sesuatu yang tidak berarti. 

Nah dalam hidup yang singkat, apa berkat yang bisa kita lakuan bagi orang lain, apa karya kita bagi sesama.

Prof Lie sen chang dari sekolah teologia di Boston mengatakan : bahwa setiap pagi sambil berolaraga 45 menit, ia mendoakan kira-kira puluhan orang, wah hebat sekali. Jadi sambil olaragapun masih bisa berdoa bagi sesama

Ini orang-orang yang bisa di katakan memandang bahwa hidup ini sangat cepat maka mereka berusaha setiap kesempatan untuk bisa dua kali lipat menjadi berkat bagi orang lain. Mungkin kita tidak seperti itu tetapi minimal apapun yang kita lakukan adalah untuk menjadi berkat, untuk bisa menolong orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun