Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelemahan Rasul/Santo Petrus

11 Maret 2022   12:05 Diperbarui: 11 Maret 2022   12:08 3802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi kalau kalau kita tidak mengandalkan Tuhan, hanya mengandalkan hal-hal yang ada dalam diri kita dan merasa mampu dengan semuanya itu maka tinggal tunggu waktunya untuk hancur. Rasul Petrus setelah menyangkal Tuhan Yesus  baru sadar bahwa ternyata pernyataan Tuhan Yesus benar, ia sadar, ia betul-betul sangat lemah sama seperti domba, seperti gandum. Dan ini membuatnya menyesal dan bersedih. Markus 14:72 mengambarkan kesedihannya : Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.

Rasul Petrus menangis, dia baru sadar, ia terlalu mengandalkan dirinya, padahal Tuhan tahu dia lemah, harus bergantung pada Tuhan apalagi kondisinya sangat sulit, tetapi ia tetap bergantung pada kemampuannya.  

Maka ini juga menjadi pelajaran yang berarti bagi kita agar terus mengandalkan Tuhan dalam hidup ini, walapaupun Tuhan memberikan hal-hal yang lebih dalam hidup kita melebihi orang lain tetapi teruslah mengandalkan Tuhan, jangan mengandalkan semuanya itu karena tanpa Tuhan kita akan hancur.

Ada seorang mahasiswi, puluhan tahun yang lalu, ia dilahirkan dengan sangat cantik. karena cantik temannya sulit dapat pacar ia dengan mudah dapat pacar, tetapi apa yang terjadi ? Hamil di luar nikah, malu luar biasa. Setelah punya anak, dan sekian lama menikah ternyata baru sadar bawa suaminya tidak mengasihi dia, suaminya hanya mengasihi kecantikannya dan sekarang banyak yang lebih cantik dari pada dia. Akhirnya setelah melewati masa-masa sulit, maka ia minta cerai dengan suaminya.

Sangat sayang sekali, kecantikan diberikan bukan untuk di andalkan tetapi untuk memuliakan Tuhan, dan inilah yang  terjadi. Jadi marilah kita semua dalam hidup ini hanya andalkan Tuhan, walaupun kita diberikan kelebihan-kelebihan tertentu, tetapi kelebihan-kelebihan itu diberikan untuk memuliakan Tuhan bukan menjadi sandaran bagi diri kita. Semoga kita terus mengandalkan Tuhan dalam hidup ini bukan mengandalkan diri. Tuhan memberkati kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun