Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yesus Bangkit (Kesaksian Lukas 24)

27 Maret 2021   14:49 Diperbarui: 16 April 2022   14:01 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita melihat akan teks Firman Tuhan dalam Lukas 24:13-35, maka kita menemukan bahwa kisah penyaliban Yesus adalah suatu peristiwa yang benar-benar terjadi atau suatu fakta sejarah. Karena pada saat itu bisa di katakan semua orang di Yerusalem tahu akan peritiwa itu, karena ini menimpa pada Yesus yang sangat terkenal dan juga yang menyalibkan Dia adalah para petinggi orang Yahudi, sehingga wajar jika peristwa ini sangat terkenal, maka bagi kedua murid yang berjalan ke Emaus pada waktu Yesus datang dan bertanya peristiwa apa yang kalian percakapkan ? maka orang tersebut pasti adalah orang asing yang baru datang. Karena peristiwa tersebut sangat terkenal.

Dan perlu di ingat bahwa peristiwa penyaliban Yesus itu di catat oleh dua sejarawan yang terkenal pada jaman itu dan mereka bukan pengikut Yesus yaitu : Tacitus, seorang sejarawan romawi dalam tulisannya "annals" dan Yosefus sejarawan Yahudi. Berarti kesaksian mereka tidak di buat-buat karena mereka bukan pengikut Yesus. Dengan kata lain penyaliban Yesus ini bukan hanya memiliki makna teologis tetapi betul-betu adalah fakta sejarah.

Kemudian Selanjutnya kita melihat kedua orang murid ini juga menceritakan kepada Yesus tentang hal yang mengejutkan mereka bahwa ada beberapa orang di antara mereka telah ke kubur Yesus dan ternyata jenasahnya tidak ada, dan malaikat yang berada di kubur itu mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit atau hidup. Kedua murid ini tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit, hal itu tidak ada dalam pemikiran mereka maka mereka berdiskusi panjang lebar akan hal itu.

Mengapa mereka begitu heran bahwa Yesus sudah bangkit, padahal pada waktu hidup Yesus sudah memberitahukan secara jelas kepada mereka bahkan berulang-berulang bahwa Ia akan menderita, mati dan bangkit pada hari ketiga, tetapi mengapa hal itu tidak ada dalam pemikiran para murid sama sekali ?

Ternyata yang menjadi fokus pemikiran mereka di nyatakan dalam ay 21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Nah inilah yang menyebabkan mereka tidak lagi mengingat seluruh perkataan Yesus bahwa Ia akan bangkit.

Karena mereka sudah putus asa, mereka berharap Dia menjadi pemimpin  mereka, membebaskan mereka tetapi ternyata Dia di hukum mati. Sehingga pada waktu ada kabar bahwa Yesus hidup, mereka heran karena focus pemikiran mereka hanya tertuju pada suatu ambisi besar  bahwa Yesus harus mejadi pemimpin   yang membebaskan bangsa Israel dari jajahan bangsa lain, bukan pada janji-janji Perjanjian Lama dan perkatan-perkataan Yesus bahwa Ia akan bangkit. Padahal jelas focus kita seharusnya pada Firman Tuhan bukan pada ambisi kita. Apa yang Tuhan inginkan itu yang penting bukan apa yang kita mau.

Oleh karena itu hati-hati  bagi kita semua. Karena kita terlalu focus pada ambisi kita, harus terjadi seperti apa yang kita inginkan maka bisa jadi kita tidak peduli dengan apa yang Yesus inginkan dalam hidup kita.

 Ada dosen-dosen tertentu berusaha sekolah sampai luar negeri, ambil doctor tetapi pada waktu pulang tidak ada keinginan yang tinggi untuk menolong para mahasiswanya. Mahasiswa tahu tidak tahu ia tidak peduli, bahan ajarpun tidak di persiapkan dengan maksimal. Maka pertanyaanya : Apakah sekolah tersebut hanyalah ambisi mereka atau kehendak Tuhan.

Maka hati-hati, pada waktu kita fokus pada ambisi maka bisa jadi kita tidak peduli pada  kehendak Tuhan dalam diri kita. Karena murid-murid hanya Fokus kepada Yesus yang menjadi pemimpin secara fisik maka berita kebangkitan Yesus tidak dengan mudah di percayai. Jadi mereka lebih fokus pada ambisi mereka dari pada Firman Tuhan yang di nyatakan terus-menerus. Sayang sekali.

Ada seorang teman pada waktu itu ada kesempatan untuk naik jabatan dengan catatan harus pindah tugas ke daerah lain. Di satu pihak dia punya keluarga dan juga orang tuanya yang sakit-sakitan dan butuh pengawasan dia secara intens.  Adik-adik juniornya sudah punya jabatan melebihinya, ia terus bergumul dan tanya pada Tuhan akhirnya ia putuskan tetap di kotanya untuk terus merawat orang tuanya. Dia katakan aku  menemukan kehendak Tuhan, Yang Tuhan mau saat ini walaupun aku tidak punya jabatan yang tinggi tetapi aku akan berusaha mempengaruhi pimpinanku agar dia bisa melakukan hal-hal yang benar dan akupun bisa tetap  merawat orangtuaku dan menolong keluargaku.

Dan dia mengerjakan semuanya itu dengan serius, bekerja dengan baik, terus mempengaruhi pimpinannya dan merawat orang tuanya dengan baik. Dia punya ambisi yang kudus dan berkenan karena di dasarkan pada pergumulan sehingga bisa mengetahui apa maunya Tuhan, bukan ambisi yang lahir dari keinginan sendiri, atau ambisi pribadi.

Maka marilah kita terus mencari Tuhan, sehingga kita tidak jatuh dalam mengerjakan ambisi kita tetapi mengerjakan apa yang Tuhan mau.

Selanjutnya pada waktu mereka tidak percaya akan kebangkitan Yesus, maka apa yang Yesus katakan pada mereka : Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi. Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" 27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Berarti Yesus kembali menekankan bahwa penyaliban dan kebangkitan diriNya sudah di janjikan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama tetapi ternyata mereka lamban untuk percaya akan hal itu. Maka bagi Yesus orang-orang yang demikian adalah orang bodoh.

Jadi walaupun kamu adalah orang yang pintar, hebat, terhormat tetapi kalau kamu tidak percaya pada kebangkitan Yesus maka kamu adalah orang bodoh, karena kebangkitan-Yesus sudah berulang kali di janjikan dalam kitab-kita Perjanjian Lama.

Kalau seorang di tegur satu kali lalu tidak berubah masih bisa di pahami, tetapi kalau berulang kali tetapi tidak pernah berubah maka jelas itu adalah orang bebal/bodoh. Maka orang yang tidak percaya pada kebangkitan kristus walaupun sudah di beritakan berulang kali dalam Alkitab maka orang itu adalah orang bodoh.

Bukankah pada saat ini juga banyak orang yang pintar secara akademik tetapi bodoh dalam iman. Secara iman pengharapan kita hanya pada Tuhan tetapi secara logika pengharapan kita adalah pada gaji kita, dan pendapatan-pendapatan yang lain sehingga kalau semua pendapatan itu berkurang maka kita adalah orang yang sangat kuatir. Pendapatan berkurang membuat kita tidak mau membantu orang lain, bodoh sekali diri kita.

Tuhan bisa menolong kita dengan cara-Nya yang tidak terbatas, kita tidak mau beriman akan hal itu tetapi kita lebih memilih logika kita dan membatasi Tuhan dalam logika kita.

Maka walaupun kita membaca Alkitab tetapi tidak mau menerima kebangkitan Yesus itu, kita ragu karena sepertinya tidak bisa di terima secara logika maka sebenarnya kita yang tidak mau menyelidiki Alkitab, membuang Alkitab dan bersandar pada pemikiran sendiri. Padahal kalau kita membaca, menyelidiki berulang kali maka kita bisa menemukan janji dan fakta bahwa Yesus telah bangkit dan ada arti bagi kita dalam kebangkitan tersebut.

Coba kita lihat siapa yang sebelum dia mati sudah  katakan berulang-ulang bahwa dia akan mati dengan cara di salib dan akan bangkit pada hari yang ketiga. Kalau sudah di katakan berulang-ulang berarti peristiwa itu adalah sesuatu yang serius, dan itu hanya terjadi dalam diri Yesus.

Berarti jelas menunjukan bahwa Dia Allah karena apa yang di janjikanNya, di genapiNya dengan sempurna.

Maka marilah kita terus menyelidiki Alkitab sehingga kita bisa menemukan banyak hal yang ajaib termasuk kebangkitan Yesus dan kita adalah orang yang bertumbuh dalam iman. Kalau kita melepaskan Alkitab maka kita lamban untuk percaya dan tidak mampu untuk menjalani hidup di dunia ini.

 Suatu waktu ada seorang anak pada waktu melihat ayahnya yang hidupnya kacau, maka ia mengajak bapanya, bapa marilah hidup berdasarkan apa yang Tuhan mau, bacalah Alkitab tiap hari. Tapi apa yang bapanya katakan : Hai nak saya tidak baca Alkitabpun saya sudah tahu mana yang baik, mana yang salah.

Betulkan. Tidak baca Alkitab kita tahu apa yang benar, apa yang salah tetapi tidak punya kekuatan untuk menjalaninya.

Suatu waktu anaknya bertanya : Bapa, apakah kita sudah memberikan perpuluhan untuk Tuhan ? Maka bapanya menjawab : Nak, saat ini kita hidup susah, Tuhanpun tahu, mengapa kita harus memberikan perpuluhan ?

Jadi orang yang tidak membaca Alkitab maka dia hanya tahu apa yang benar, apa yang salah tetapi tidak ada kekuatan untuk melakukan apa yang benar. Tetapi kalau kita terus menyelidiki Alkitab dan beriman akan semua yang di nyatakan termasuk kebangkitan Yesus maka kita terus di berikan kekuatan untuk menjalani hidup benar.

Maka mengapa murid-murid rela mati martir demi menegakan iman mereka karena mereka tahu Yesus sudah bangkit, kalau Yesus tidak bangkit maka apa yang mereka lakukan adalah kebodohan tetapi karena Yesus sudah bangkit maka walaupun mereka mati martir tetapi bagi mereka itu adalah sukacita yang besar.

Maka marilah terus menyelidiki Alkitab maka kita mengetahui banyak hal termasuk kebangkitan Yesus yang ajaib. Jangan melepaskan Alkitab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun