Kasih karunia di berikan kepada Daud, diberikan kepada Yakub, diberikan kepada Abraham supaya mereka bertobat bukan supaya mereka berbuat dosa.  Jadi pada waktu kita menjadi anak Allah itu sudah kasih karunia tetapi kasih karunia itu tetap ada  supaya kita tetap hidup dalam kebenaran. Inilah keistimewaannya jadi anak Allah.
Oleh karena itu respon kita terhadap kasih karunia sebagai anak Allah yaitu hidup menurut apa yang Allah kehendaki dan apabila kita jatuh dalam dosa punya hati yang peka dan lembut untuk bertobat dan kembali hidup dalam kebenaran. Hati yang peka dan dan lembut  seperti Petrus "Yang Tuhan pergilah daripadaku aku ini orang berdosa", "Petrus hatinya sedih dan berkata, Tuhan Engkau tahu segala sesuatu aku hanya bisa phileo padamu" or peka dan lembut
Baca juga: Menemukan, Menikmati, dan Mensyukuri Karunia Tuhan Sepanjang Hari
Tetapi bisa jadi orang-orang bermain-main dengan kasih karunia sebagai anak-anak  Allah. Tidak gentar untuk berbuat dosa, walaupun sudah salah tetap mengeraskan hati untuk minta pengampunan, dan kondisi tersebut bisa berbahaya karena ia akan terus terjebak dalam dosa-dosa selanjutnya walaupun ia anak Tuhan.
Dosa dari pada raja Daud bukan dimulai dari hubugannya dengan Betsyeba. Tetapi sebelumnya. Ia membiarkan hidupnya berada di dalam dosa dengan mengambil begitu banyak istri dan gundik. (2 Sam 3:2-5 ; 2 Sam. 5:13).
Daud tahu akan peringatan Tuhan : Sebelum orang Israel masuk tanah perjanjian, Tuhan memperingatkan mereka bahwa suatu saat mereka akan menginginkan seorang raja seperti negeri disekitar mereka. Dia akan mengijinkan mereka menunjuk seorang dari mereka yang dipilihNya, tapi dia harus berhati-hati untuk tidak memperbanyak istri bagi dirinya karena mereka bisa membuat hatinya menjauhi Tuhan (Deut. 17:14-17).
Tetapi karena ia membiarkan dosa masuk ke dalam hidupnya maka hatinya sudah menjauh dari pada Tuhan, sehingga untuk bersinah dengan Betsyeba tidak ada masalah bagi dia, untuk membuat dosa yang lebih keji dari pada itu juga tidak bermasalah, bahkan setelah berkonspirasi membunuh Uria pun ia tidak pernah datang kepada Tuhan dan mengaku dosanya sebelum nabi Natan menegurnya. Bahkan ia menghibur Yoab  yang membunuh Uria secara tidak langsung dengan berkata : Don't let this upset you, sudah biasa pedang makan orang ini atau itu (11:25) Gila, tidak ?
Oleh karena itu jangan terus berbuat dosa di dalam kasih karunia yang telah Allah berikan kepada kita sebagai anak-Allah. Kasih karunia diberikan untuk bertobat bukan untuk terus berbuat dosa. Maka hati kita harus peka dan lembut untuk hal itu, kalau tidak kita akan sangat sulit keluar dari pada dosa-dosa yang kita buat.
PENUTUP
Allah telah menyatakan kasih karunia kepada kita (orang-orang tertentu) antara lain : Memberikan hidup yang sesungguhnya, diberikan tugas untuk bersaksi, dan di berikan kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Oleh karena itu respon kita : Berfokus pada hidup yang sesungguhnya, hiduplah seperti apa yang Allah inginkan dan punya hati yang peka dan lembut terhadap dosa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H