"Kenapa neng?" tanya ibuku. Mungkin dia heran kenapa aku masih berdiri saja. Aku menggelengkan kepala.
Aku pun mulai melangkah perlahan mendekati sumur itu. Timbaan pertama aman, timbaan kedua juga aman, dan sewaktu aku akan menimba air untuk yang ketiga kalinya, aku melihat dari bawah sumur, bayangan hantu wanita itu kembali muncul. Seluruh wajahnya penuh dengan darah. Matanya melotot tajam dan rambut yang tetap basah.
Bayangan wanita itu naik dengan sangat cepat dan menarik tanganku. Ibu yang melihat kakiku sudah naik dan tubuhku hampir saja masuk ke dalam sumur, langsung berlari dan menggenggam baju belakangku. Dengan sekuat tenaga, Ibu menarik tubuhku agar tidak jatuh ke dalam sumur itu. Dan alhamdulillah aku masih bisa selamat.
Semenjak kejadian itu, aku tidak pernah datang ke sumur umum itu lagi. Sampai akhirnya aku pindah rumah. Dan terakhir kabar yang aku dengar katanya sumur itu sudah ditutup karena airnya yang berubah menjadi kotor.
***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H