Mohon tunggu...
Senia Gustiani Putri
Senia Gustiani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

haloww!!! I hope you enjoy it. You surely never know where constant hardwork, faith and dedication will take you. But you can be assured, that they will lead you to a better destination. Don't ever stop trying, don't ever stop praying, don't ever hesitate giving. Believe that God takes care of the rest. Thank you for everyone who continuously support me to do what i love.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Janji Manis Oknum Akademisi, Kerja Sama HP yang Berujung Penipuan

14 November 2024   08:13 Diperbarui: 14 November 2024   09:19 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Seorang pemuda berinisial P(23) menjadi korban penipuan seorang oknum akademisi, sebut saja Bro S, dengan modus penawaran jasa perbaikan IMEI iPhone. Pelaku diduga telah melakukan penipuan dengan iming-iming keuntungan besar dari bisnis servis iPhone. Kasus ini membongkar sisi gelap lain dari sosok Bro S yang seharusnya menjadi panutan.

Awal Kerja Sama

Pada 3 Oktober 2024, Kejadian bermula ketika Bro S menghubungi P untuk membahas peluang bisnis, karena P kebetulan memiliki koneksi dengan teknisi iPhone, yang membuat Bro S tertarik untuk menjalin kerja sama. Bro S menawarkan kerja sama besar memperbaiki IMEI untuk 500 unit iPhone yang kabarnya berasal dari Tanjung Pinang. 

Iming-iming keuntungan besar membuat P tertarik. Sistem layanan ini dilakukan secara jarak jauh, di mana Bro S hanya memberikan nomor IMEI yang kemudian diurus oleh teknisi P untuk diregistrasikan. Dalam proses ini, P dan teknisinya sama sekali tidak memegang unit HP tersebut.

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Bro S pun mengajak P untuk bertemu guna membahas bisnis lebih intens. Pertemuan antara Bro S dan P berlangsung empat kali, tiga kali di antaranya hanya berdua, dan pertemuan terakhir dihadiri lima orang, termasuk teman-teman P dan teknisi.

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Kesepakatan awal terjadi pada 7 Oktober 2024 saat keduanya bertemu di sebuah kafe. Gaya bicara persuasif Bro S, ditambah dengan kepercayaan yang ia bangun dengan menyerahkan foto KTP, membuat P yakin. Disepakati bahwa 7 unit iPhone akan dijadikan tester dengan biaya perbaikan Rp600.000,- per unit.

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Pada 10 Oktober 2024, Bro S memberikan uang muka sebesar Rp1.050.000 dari total Rp4.200.000. Proyek perbaikan IMEI berjalan lancar, dan hasilnya selesai sesuai jadwal. Namun, masalah mulai muncul ketika P meminta pelunasan.

Dalih dan Indikasi Penipuan

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Pada 11 Oktober 2024, P menghubungi Bro S untuk meminta pelunasan. Namun, Bro S berkelit dengan alasan bahwa perangkat yang telah diperbaiki mengalami kerusakan. Klaim ini tidak masuk akal karena pengubahan IMEI tidak memengaruhi perangkat keras iPhone.

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Upaya untuk membodohi pun tercium ketika untuk kedua kalinya Bro S mencoba memberikan bukti palsu seolah-olah P yang melakukan kesalahan dan harus mengganti kerugian. Namun, P melakukan cross-check dan menemukan bahwa nomor IMEI yang berbeda dengan nomor IMEI iPhone yang dia urus, sehingga jelas bahwa itu bukan iPhone yang P servis.

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Kecurigaan P semakin kuat setelah ia mencoba menelusuri latar belakang Bro S melalui informasi yang sudah P dapatkan . Hasilnya mengejutkan Bro S diduga kerap melakukan penipuan dengan berbagai modus, seperti meminjam uang dari mahasiswa dengan dalih kebutuhan mendesak.

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Menurut P, Bro S bukan tipe penipu yang langsung menghilang begitu saja, karena dia tahu jika dia menghilang, P bisa dengan mudah mencarinya, mengingat P sudah memegang foto KTP Bro S. Oleh karena itu, Bro S lebih memilih untuk berkelit dan memutarbalikkan keadaan, sehingga P merasa lelah dan kesulitan untuk menuntut pertanggungjawaban.

Proses Penagihan yang Berlarut-larut

Dokumen Korban
Dokumen Korban

Dalam rentang 11-28 Oktober 2024, P terus mencoba menagih sisa pembayaran. Namun, Bro S terus mengulur waktu dengan berbagai alasan, menunjukkan kepiawaiannya dalam bersilat lidah. Sementara itu, P harus menanggung kerugian dengan mencicil pembayaran kepada teknisi yang telah menyelesaikan perbaikan.

Pelajaran Berharga

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian dalam menjalin kerja sama, bahkan dengan seseorang yang terlihat meyakinkan. Sosok seperti Bro S menunjukkan bahwa gelar akademik dan kedudukan tidak selalu mencerminkan integritas pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun