Pernah merasakan menjadi orang yang tidak punya (miskin), pernah berada di posisi sebagai murid yang bodoh dan menjalani profesi sebagai seorang pembantu rumah tangga di negeri orang (yang tidak jarang kalau melakukan kesalahan dalam bekerja dibilang bodoh) itu semua bagian dari alasan saya merasa haus akan perubahan hidup yang lebih baik, saya ingin punya masa depan cerah dengan terus menaruh sebuah mimpi yang tinggi. Sebagai perantau dengan teramat sadar justru orang- orang yang hidupnya lebih susah dari saya, mereka itulah sumber kekuatan hidup saya untuk berani bermimpi...
Terima kasih untuk perjalanan hidup yang sedemikian menyenangkan. Tulisan ini sengaja saya tulis dengan harapan semoga kita semua akan mengalami perbaikan pikiran dari waktu ke waktu. Jangan sampai mental yang kerdil akibat dari penciptaan kita sendiri (image yang kita buat secara sadar atau tidak) menghambat peningkatan kualitas pada potensi diri kita.
Mengutip kalimat dari Bapak Ir. Soekarno:
"Bermimpilah setinggi langit. Kalau kau terjatuh, kau akan terjatuh di antara bintang- bintang..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H