Mohon tunggu...
Seneng Utami
Seneng Utami Mohon Tunggu... lainnya -

an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Anda Termasuk Tipe Orang yang Minder?

12 November 2018   05:26 Diperbarui: 14 November 2018   05:34 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu saya pikir orang yang lebih unggul itu ada sebab mereka istimewa, tetapi setelah saya berhasil membangkitkan rasa percaya diri terhadap diri sendiri lambat laun saya berkeyakinan bahwa setiap orang dari kita ini "berpeluang untuk menjadi unggul berkat kemauan belajar".

Butuh waktu untuk menghilangkan rasa minder dan yang jelas sumber kekuatan terbesar yang bisa menghilangkan ya mau- tidak mau harus dari kesadaran diri kita sendiri. Orang-orang minder perlu belajar bagaimana untuk menghormati, mencintai, mengenali, menerima diri dan belajar bersyukur lebih banyak lagi. Mempergunakan seluruh tenaga dan pikiran dalam bentuk hal yang positif sudah termasuk wujud rasa syukur.

Bagaimana untuk peduli dengan diri dan tidak menilai dirinya dengan penilaian rendah. Tentunya semua bermula dari bagaimana cara kita berpikir, harus sesuai dulu terhadap bagaimana kita bervisualisasi.

Positive self- talk sangat diperlukan terutama untuk mensugesti diri kita bahwa kita pun punya nilai. Kita tidak perlu merasa minder. Gambaran sederhananya kalau pun kita merasa terlahir sebagai rumput dan orang yang kita anggap lebih itu sebagai pohon, bukankah keduanya sama- sama punya nilai dan bermanfaat? Rumput menopang pohon agar lebih kuat atau tidak longsor. 

Sedangkan pohon sendiri pun juga memberi manfaat kepada rumput dari daunnya yang runtuh akan menjadi humus dan menyuburkan rumput. Dalam kehidupan walau kita berbeda dari satu sama lainnya mari kita berpikir keberagaman tersebut demi sebuah keunikan untuk kita masing- masing.

Berpikir jangka panjang juga akan menjadi cara yang efektif untuk mengikis rasa minder, jika kita memendam lama rasa minder sama artinya dengan berkutat pada ketidaknyamanan yang dipelihara. Ini sama saja kita membesarkan sesuatu yang sebenarnya sangat sepele. 

Logikanya kalau kita masih mudah membesar-besarkan hal yang sepele lalu bagaimana kita akan mampu untuk memikirkan hal yang betul- betul besar? Orang besar ada sebab pikirannya yang besar dan bukan ada karena hal sepele yang dibesar-besarkan. Yang barangkali hingga hari ini mungkin masih mendapati rasa minder, cukupkan sekian saja dan buang perasaan itu jauh- jauh kalau kita memang mau maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun