Mohon tunggu...
Seneng Utami
Seneng Utami Mohon Tunggu... lainnya -

an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ingat, Jangan Jatuhkan Prioritas Demi Mengejar Popularitas!

26 Maret 2016   10:35 Diperbarui: 27 Maret 2016   22:41 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.futuready.com"][/caption]Kebutuhan dasar manusia; makan, berekresi, seks, akomodasi. Jika sudah terpenuhi biasanya manusia akan haus dengan yang namanya popularitas.

Karakteristik masing- masing orang berbeda, ada yang low profile dan ada yang sombong (bisa jadi yang nulis juga). Saya yakin, bagaimanapun karakteristiknya pasti semua ingin mengejar masa depan yang baik, cita- cita yang baik dan yang serba baik- baik melakukan apa yang sanggup dilakukan daripada sekedar banyak komplin.

Popularitas? Pada umumnya, bicara soal popularitas sudah jelas dikenal banyak orang ya...(sekalipun kurang dari seratus, itupun tetangga se-RW sendiri, hihi. Habis sekarang itu sudah jarang orang hidup di desa dan hafal sama nama- nama tetangga sendiri karena jarang komunikasi/ apalagi yang nulis suka nglayap- red).

Popularitas, identik dengan bobot seberapa seringnya orang mendapat pujian. Kenapa dipuji, tentulah karena kelebihannya, kepiawaiannya, dipuji karena kebaikannya, kegantengannya, kecantikannya, keberhasilannya dan bisa jadi karena kerendahan hatinya. Maka dari itulah, hampir semua orang yang waras di atas bumi berlomba- lomba untuk menjadi yang terbaik.

Dipuji itu enak atau tidak sih? Jawabannya relatif, hanya saja sebagian besar orang yang mendapat pujian akan tersenyum dan merasa lebih berharga.

Nah!

Rasa berharga inilah dasar pokok yang sebetulnya kita butuh dan selalu ingin kita cari. Misalnya, ingin berharga dimata Tuhan lalu beribadah sungguh- sungguh. Ingin berharga untuk orang tua, berusaha menjadi anak yang tidak bandel sama nasehat orang tua. Yang ingin berharga diantara teman- teman sekolah, belajar dengan rajin. Dan pemisalan terakhir, artis juga politikus selain bekerja kebanyakan mereka juga ingin populer (famous).

Hubungan antara popularitas dengan nafsu itu tipis. Apa iya, kayaknya sih begitu. Terutama popularitas yang karena ingin dianggap wah sama yang lain. Haha, manusia itu super aneh ya. Ditepuki pakai tangan orang banyak, dianggap super power oleh orang kok bangga? Padahal pengemis kumal yang kelaparan di jalanan cuma ngarepin sesuap nasi! Dan sebenarnya, untung dari mendapat pujian orang itu apa? Bahagia. Merasa berharga. Atau merasa dirinya bukan sekedar manusia biasa. Semua kembali pada hati kita masing- masing...

Berdasarkan pengalaman pribadi, sewaktu kecil saya pernah bermimpi jadi orang besar (habis udah besar, tetep saja belum jadi- jadi, haha). Biar apa, dipikirnya jadi orang besar itu enak, banyak duwit, bisa kemana saja dan dapet pujian banyak dari orang lain.

Perjalanannya, hidup saya berjalan biasa saja dan ala kadarnya. Tapi, satu hal yang menyayat diri yaitu ada hasrat ingin berekspresi dan bisa berkarya demi menjadikan nama buruk masa lalu terkikis. Menurut saya, hal ini adalah manusiawi.

Pengorbanan untuk membangun reputasi tidaklah gampang. Reputasi bukanlah satu- satunya hal terpenting dalam hidup, tapi orang yang reputasinya jatuh seringnya ia akan memilih mati ketimbang hidup bagaikan mayat hidup. Ihhh ngeri...

Prioritas vs Popularitas

Prioritas menurut saya, satu hal yang sangat penting untuk ditangani lebih dulu, yang nyata- nyata ada di depan mata. Kalau sekiranya ada permasalahannya, ya kita harus mempertanggung jawabakannya dengan sepenuh hati dengan mencari solusinya. Ada sebagian masalah yang kita tak mampu tangani sendiri, lalu kita butuh bantuan orang lain. Dan ada kalanya pula masalah besar kita cuma berujung digantung pasrah kepada Tuhan.

Jika kita tahu apa prioritas kita dalam waktu hari ini, minggu ini, bulan ini. Kita termasuk orang yang berakal dan beruntung. Intisari dari kesadaran , ya semangat hidup dari kita sendiri.

Mengarah pada judul, tentang jangan jatuhkan prioritas demi popularitas sebetulnya tertulis untuk menyadarkan diri saya sediri. Yang semoga bisa bersemangat menjalani hari. Apapun cuacanya, berapapun tanggalnya dan apapun keadaannya (jadi bertanya dalam hati, emang sekarang lagi ngejar popularitas?). Haha, jadi bingung jawabnya. Perasaan diatas kan sudah diuraikan panjang lebar....

Makjleb. Bingung mau ngomong apa. Bayangannya sih, bicara soal popularitas bagaikan upah dari apa yang telah mampu kita capai dan usahakan. Upah gaji, sedangkan gaji itu layaknya (shadow) bayangan kita berjalan setelah kita bekerja.

Priority (prioritas), yang ada di depan mata. Yuuuk, kita usahakan sebaik- baiknya. Tidak menyerah untuk terus berusaha. Jika pada waktunya popularitas menyertai perjalanan apa yang kita kerjakan, sambut dengan senang hati. Dan yang penting tetap bersahaja saja.

Sebaik- baiknya orang yaitu orang yang bermanfaat bagi orang lain. Orang yang menebar manfaat belum tentu populer, tapi orang yang populer belum tentu bisa memberikan manfaat kepada orang lain....

Happy week end -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun