Mohon tunggu...
Sendyakala
Sendyakala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sah Sudah, Gafatar Ditetapkan Sebagai Organisasi Terlarang

26 Maret 2016   14:48 Diperbarui: 26 Maret 2016   15:04 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada sisi yang lain realitas masyarakat dunia yang didominasi keyakinan liberal terus berkembang dengan segala dinamikanya meringsek ke dalam seluruh sendi kehidupan manusia. Pada sisi ideologi, ideologi liberal justru telah mencabut semua ideologi-ideologi agama dan bahkan sudah menempatkannya dalam tempat yang terbawah. Sebaliknya tafsir agama versi kelompok mayoritas justru terkesan mengikuti rendong liberalisme global. Atau bisa dikatakan   sedang terlibat cinta lokasi sehingga keduanya seolah saling "menyayangi" dan "membutuhkan" satu sama lain.

Kondisi sedang "ditundukkannya" ideologi-ideologi agama oleh liberalisme inilah yang membuat manusia beragama seolah terpenjara di dalam sangkar emas. Tafsir-tafsir keagamaan kerap dikontrol sesuai dengan kebutuhan ideologi liberal. Dampaknya, para penafsir agama juga memberlakukan hal yang sama kepada para pengikutnya agar gerakannya seiring sejalan dengan komando liberal.

Jadi bisa dikatakan, tafsir agama yang disebut ajaran pokok agama sesunguhnya adalah tafsir yang sesuai dengan kepentingan ideologi global. Itu sebabnya dinamika manusia beragama menjadi mati, sebagai gantinya manusia beragama mengikuti semua sistem ideologi global yaitu liberalisme sebagai pondasi, kapitalisme sebagai sub-sistem ekonomi dan demokrasi sebagai sub-sistem politik.

Sesungguhnya sudah sejak lama gejala kebuntuan tafsir agama oleh kelompok mayoritas (mainstream) digugat oleh berbagai  kalangan. Namun acap kali semua upaya itu terganjal oleh doktrin pokok agama yang sangat dijaga ketat oleh kelompok mayoritas. 

Akibat lanjutannya, manusia beragama di muka bumi ini telah berjalan tanpa arah. Bahkan menjadi budak bagi bangsa-bangsa yang kuat. Sebabnya, yaitu telah terjadi penjajahan bangsa atas bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Manusia dengan ketertindasannya semakin lama semakin lemah tanpa daya. Namun, disisi yang lain tafsir agama oleh kelompok mayoritas tetap tak berubah. Kondisi inilah yang menimbulkan ketegangan-ketegangan berbagai kelompok alternatif baik yang moderat maupun yang extrim di berbagai negara. Namun apa lacur, semuanya seolah berhadapan dengan tembok batu. Para penafsir semakin bernafsu menempatkan dirinya sebagai  "sang penentu".

Pasca SKB

Satu hal yang pasti di dunia ini adalah bahwa siang akan berganti malam, begitu juga sebaliknya malam pasti akan berganti siang sesuai dengan hukum alam yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Bangsa-bangsa akan lapuk, keropos dan mati. Angkatan yang bebal ini atas seijin-Nya akan segera berlalu betapapun mereka akan mempertahankannya dengan sekuat tenaga.

Bagi yang percaya hukum Tuhan, pelapukan adalah hukum waktu, bangsa-bangsa akan menemui kematiannya. Pada bumi yang mati, Tuhan akan menurunkan hujan untuk menghidupkan-nya. Misi profetik tak akan berakhir, sebab ia seumpama hujan yang menghidupkan bumi yang mati. Hujan datang dari Tuhan sesuai dengan ketetapan yang telah digariskan tanpa ada satupun manusia yang dapat mencegahnya.

Rumah yang kokoh....seiring dengan waktu pasti akan roboh, tanpa perlu campur tangan manusia. Malam pasti akan berlalu....itu pasti!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun