Mohon tunggu...
Sendyakala
Sendyakala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Semua Keyakinan Bicara tentang Juru Selamat di Akhir Jaman

18 Maret 2016   09:09 Diperbarui: 18 Maret 2016   10:15 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai dengan interpretasi yang demikian ini, maka kebudayaan perkotaan dengan segala kemewahan dan mewarnainya adalah pertanda keruntuhan masyarakat dari segi nilai-nilai (Zainab al-Khudhairi, 1987:83).

Juru Selamat

Jika gerak sejarah seperti yang diungkap oleh Toynbee, Sprengler, maupun Ibn Khaldun sebagai sesuatu yang berulang, bioritmik, organismik, tak pernah putus seperti spiral yang merupakan pertarungan antara jalan kebenaran dengan kebatilan maka pantas jika Prabu Jayabaya meramal bahwa setelah jaman batil akan muncul jaman pencerahan dengan kesatria adil. 

Kesatria adil yang akan membawa gerak sejarah baru bagi munculnya perdaban baru yang merupakan impian setiap manusia. Pada dunia yang telah dikuasai oleh manusia dengan nafsu durjana Tuhan pasti tidak akan tinggal diam untuk turut terlibat dalam menolong manusia. Sebagai pemilik alam semesta amat logis jika si pemilik berkehendak membersihkan kembali rumahnya dan menyetimbangkan kembali alam semesta milik-Nya. 

Dalam wujud pertolongan Tuhan kepada manusia tentu saja Tuhan membutuhkan perpanjangan tangan, membutuhkan wakil, yang akan bertindak sebagai mediatornya. Inilah gambaran dunia akhir jaman yang digambarkan oleh para sejarawan maupun oleh para peramal Nusantara. 

Disebalik permasalahan yang melanda manusia, tetap akan ada manusia bijak nan adil yang senantiasa dalam lindungan Tuhan yang Maha Kuasa (satrio pinandito sinisihan wahyu) yang akan membantu manusia. Mungkin itulah sebabnya bagi rakyat Indonesia yang sejak merdeka tetapi tidak pernah merasakan kemerdekaan, senantiasa hidup dalam kemiskinan dan ketertindasan ternyata masih memiliki harapan. Sebab dalam kesengsaraannya mereka senantiasa berharap-harap akan kehadiran sosok yang memberikan mereka keadilan sejati. 

Tidaklah salah jika Bung Karno mengemukakan situasi jeritan ini dihadapan hakim (pledoi Bung Karno, Bandung, 1929). Juga sangat beralasan pendapat Oliver Leaman yang mengatakan bahwa tesis tiga agama Ibrahimiyah adalah bahwa era mesianik pada suatu hari akan terjadi. 

Bahkan, pagi-pagi banyak kalangan melihat sosok Presiden Joko Widodo sebagai sosok Satria Piningit yang akan menyelamatkan bangsa Indonesia. Mungkin sosok demikian menjadi harapan besar karena selama ini senantiasa tertindas. Tawaran jalan keluar dari yang desebut Yudi Latief perbudakan mental (Sinamo, 2014) yang tengah melanda negeri ini dengan gagasan revolusi mental langsung pantas saja banyak disambut antusias. 

Dengan situasi yang melanda dunia akhir zaman saat ini semua harapan akan datangnya sosok adil yang dinantikan akan menjadi juru selamat bagi ummat manusia memang telah menjadi kebutuhan.

 

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun