Mohon tunggu...
Sendyakala
Sendyakala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Semua Keyakinan Bicara tentang Juru Selamat di Akhir Jaman

18 Maret 2016   09:09 Diperbarui: 18 Maret 2016   10:15 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangking besarnya kejahatan yang mereka lakukan, banyak orang malah tidak percaya dan mencoba untuk tidak mempercayainya. Bagaimana mau percaya, masyarakat sudah kadung disibukkan oleh masalah sehari-hari yang tak kunjung selesai seperti ekonomi, perang, konflik, korupsi, pembunuhan, perkosaan, BBM, dan berbagai kerusakan lingkungan yang mengancam. 

Namun semua masalah itu telah disediakan obatnya. Obat yang akan membuat masalah pelik seakan menjadi baik-baik saja. Masyarakat yang super sibuk dan penuh tekanan hidup (stress) disediakan hiburan, musik, olahraga, komedi, miss universe, gossip, maupun lifestyle. Jika sudah menelan dan mengkonsumsinya mereka akan merasa terbebas dan keluar dari masalah (Prubawati, 2013).  

d. Gejolak Nusantara

Setidaknya Pujangga Ronggowarsito (lahir 1802) dan Prabu Jayabaya yang memerintah Kediri tahun 1130 pernah meramalkan kelak akan terjadi gejolak di bumi Nusantara. Jayabaya meramalkan bahwa Nusantara akan melewati 7 babakan jaman, dimana pada saat ini adalah babakan yang ke empat yaitu jaman kala bendu. Kala bendu yaitu jaman dimana akan terjadi kesengsaraan dan angkaramurka akibat ulah manusia. 

Sementara Ronggowarsito meramalkan akan datangnya suatu masa yang disebut jaman edan. Tanda jaman edan adalah orang yang waras dianggap tidak waras tetapi penjahat negara dianggap sebagai pahlawan (para penjahat diangkat sebagai pemimpin). Adapun sebaik-baik manusia pada jaman edan adalah mereka yang senantiasa ingat kepada Tuhan dan selalu waspada. 

Para penjahat akan membuat penderitaan rakyat yang maha hebat, dan hati rakyat akan selalu menangis tak berhenti. Penderitaan yang dahsyat tersebut membuat rakyat berharap- harap tiada henti dalam menunggu- nunggu datangnya pertolongan. 

Fenomena ini pernah diangkat Bung Karno sebagai Pledoinya di depan hakim saat penangkapan dirinya yang dilakukan oleh Belanda. “apakah sebabnya, rakyat senantiasa percaya dan menungu-nunggu datangnya ratu adil, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini terus menyala-nyala?....tak lain tak bukan ialah karena hati rakyat yang menangis itu tak berhenti-henti, tak habis menunggu-nungu, atau mengharap- harap datangnya pertolongan, sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak berhenti-henti pula saban jam, saban menit, saban detik, menunggu-nunggu dan mengharap- harap kapan, kapankah matahari terbit?” (Pledoi Bung Karno, Bandung, 1929). 

e. Siklus Peradaban

Lain lubuk lain ikannya, lain ideologi lain pula pemahamannya akan adanya konsep jalan keluar. Bagi sebahagian masyarakat yang fatalis, kehancuran alam dan moral manusia adalah masa tunggu sebelum akan terjadi kehancuran alam yang sesungguhnya. Sejarah manusia akan berakhir yang ditandai dengan kehancuran alam semesta. 

Manusia dengan segala keterbatasannya tidak akan mampu merubah keadaan yang sudah hancur total ini sebab manusia tidak lagi mendapat pertolongan dari Tuhan. Setelah era para nabi dan rasul berakhir manusia tidak lagi diurus oleh Tuhan sehingga tiap-tiap manusia dimuka bumi ini hanya dapat memanjatkan atau meminta pertolongan melalui doa saja kepada Tuhan. 

Yang dapat berhubungan dengan Tuhan hanyalah seorang nabi atau rasul sementara level manusia hanya dapat menerka-nerka saja, sebab wahyu Tuhan tidak akan turun kembali sebagaimana yang pernah diturunkan kepada nabi dan rasul. Tuhan pun digambarkan hanya bertugas untuk menerima pengharapan manusia saja tanpa bisa menolong sebab diyakini bahwa Tuhan tidak lagi mengutus utusannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun