Hari ini, kita sudah tiba pada zaman akhir, ya.... inilah zaman kalabendu, zaman para buto cakil berpesta ria. Banyak bermunculan guru tentang agama pada zaman akhir ini. Namun, umumnya berwatak liberal bin material. Klop sudah dengan demokrasi yang sudah duluan menjadi guru liberal bin material.Â
Jangan heran jika kita menyaksikan para guru agama sibuk mengejar- ngejar kekuasaan, mirip politisi, sulit kita membedakan. Sangat jauh dari kesan sabar, tulus, ikhlas dalam membangun pondasi ruhaniyah, memperkuat kesatuan. Semuanya ingin serba instan. Hari ini ceramah, hari ini juga dapat upah, besok ummat akan bahagia.Â
Karena berpikir instan, maka lebih banyaklah mementingkan jatah kantong pribadinya ketimbang melihat hasilnya. Sehingga, kebiasaan yang terbentuk dalam pribadinya adalah kebiasaan menerima upahan, tak terbiasa memberi, dan menyampaikan pesan Tuhan sudah dibuat menjadi pekerjaan bukan pengabdian.
Pantaslah jika rumah ibadah sudah mirip pasar sebab banyak transaksi berbayar antara si penjual dengan si pembeli. Mereka yang ahli agama menjual ayat-ayat Tuhan yang keluar dari mulutnya sementara jamaah membeli dengan bayar sedeqah untuk membayar upahnya.Â
Bila tansaksi yang diperoleh kecil, maka sedihlah hati sipenceramah, teringatlah ia, dengan uang segitu tak cukup untuk membeli minyak mobilnya, ia pun pasang niat tak akan datang lagi berceramah. Esok lusa eloklah cari tempat ceramah yang lebih menjanjikan upahnya. Hukum pasar berlaku, mana yang menguntungkan kesitulah kita pergi.
Â
Akhir zaman.......
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI