Menari di atas genteng dan kaca.
Irama gemericiknya bagai melodi,
Membawa kenangan yang terlupa.
Aroma tanah basah menyeruak,
Membangkitkan nostalgia masa kecil.
Bermain hujan tanpa alas kaki,
Tertawa riang di bawah langit kelabu.
Di sudut hati, terselip rasa rindu,
Pada sosok yang tak lagi di sini.
Senyumnya yang hangat, tawanya yang merdu,
Hadir dalam bayang-bayang ilusi.
Rintik hujan bagai air mata,
Meneteskan kesedihan dan kerinduan.
Namun, di balik kesedihan itu,
Ada secercah harapan yang muncul.
Harapan bahwa kenangan indah takkan terlupa,
Bahwa cinta dan kasih takkan pernah sirna.
Seperti rintik hujan yang terus turun,
Memberi kehidupan dan harapan baru.
Hujan pun reda, meninggalkan jejak basah,
Seperti kenangan yang takkan pernah terhapus.
Melodi rintik hujan telah mengantarkan pesan,
Bahwa hidup terus berjalan, dan kenangan selalu ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI