Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukit Rindu

29 Januari 2024   14:16 Diperbarui: 29 Januari 2024   14:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/pegunungan-desa-pohon-bukit-bidang-615428/

Di punggung bumi yang menjulang tinggi,

Berkabut tipis menyelimuti mimpi,

Ada bukit rindu, tempat hatiku berlabuh,

Baca juga: Awan Biru

Pada bayang wajah yang tak kunjung redup.

Pohon cemara berbisik pilu,

Angin merintih menyanyikan lagu,

Baca juga: Hening yang Memeluk

Tentang jarak yang terbentang panjang,

Dan pertemuan yang masih samar di ujung jalan.

Matahari tenggelam di balik punggung bukit,

Menyisakan senja yang merona keunguan,

Aku berdiri tegak, di puncak harapan yang sunyi,

Menatap lembah tempat kenangan bertebaran.

Burung hantu menguak memecah sunyi,

Bintang-bintang mulai berjaga di langit kelam,

Kunyuk menghampiri, namun rindu tak mau pergi,

Menari-nari di dada hingga mimpi datang malam.

Oh, bukit rindu, bisikanlah pada angin,

Agar rinduku terbang menembus cakrawala,

Sampai ke hatinya, di ujung negeri sana,

Katakan, aku menanti dengan setia.

Sampai fajar menyingsing dan kabut menghilang,

Sampai senja kembali menorehkan warna,

Di bukit rindu ini, aku akan tetap teguh berdiri,

Menunggumu, dengan segenap rindu di hati.

Puisi ini menggambarkan perasaan seseorang yang dirundung rindu yang dalam. Bukit rindu menjadi tempat pelariannya, tempat ia bisa mengungkapkan isi hatinya kepada sang kekasih yang jauh. Penggunaan kata-kata yang puitis dan penuh suasana, seperti kabut, angin, senja, bintang, dan burung hantu, semakin memperkuat rasa rindu dan kesedihan dalam puisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun