Aroma daun hijau, memanggilku menghampiri,
Menari-nari lembut, menusuk ke dalam mimpi.
Matahari pagi malu-malu, menyembul di sela tirai,
Secangkir teh hangat, teman setia.
Air bening mendidih, bertemu daun harum mewangi,
Mengurai senandung syahdu, simfoni pagi hari.
Gelembung kecil bertebaran, berkejaran ceria,
Memecah hening sunyi, menyambut sang fajar.
Uap tipis menari-nari, menggelitik ujung hidung,
Menyelinap ke rongga dada, membuai lembut dan sayang.
Senyum merekah perlahan, hati dipenuhi damai,
Secangkir teh sederhana, keajaiban pagi hari.
Seruput demi seruput, mengalirkan kehangatan,
Mencairkan dingin embun, membuka lembaran baru.
Pikiran pun terjernih, jiwa kembali bersemangat,
Secangkir teh pemantik, untuk mimpi dan cita-cita.
Dari pagi hingga senja, menemani setiap saat,
Teh manis, teh pahit, beragam dalam cita.
Teman di kala duka, sahabat di kala suka,
Secangkir teh sahabat, tak pernah ingkar janji.
Jadi, nikmatilah tehmu, dalam hening atau tawa,
Rasakan simfoni aroma, teguk demi teguk nikmat.
Secangkir teh sederhana, keajaiban dalam genggaman,
Hadiah kecil kehidupan, berharga tiada tara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H