Langit jingga, matahari tenggelam,
bayang panjang menari di pasir pantai.
Laut berbisik, angin menerkam,
membawa kisah yang tak lagi terperi.
Waktu melambat, detak jantung tertahan,
saat senja berbisik tentang pergi.
Memori berkelebat, wajahmu dibasuh semburan,
lalu kabur digulung ombak sunyi.
Perpisahan, kata pahit yang mengiris,
membelah mimpi yang masih kuncup.
Janji-janji rontok, diguncang angin iris,
terbang tanpa arah, entah dimana ujung.
Harapan terkulai, diguyur rinai senja,
menyatu dengan air mata yang tak tertahan.
Jejak kakimu di pasir, perlahan sirna,
tinggal jejak luka di hati yang terlupakan.
Tapi meski senja berbisik tentang pergi,
ada sepotong keyakinan yang terselip.
Bahwa kenangan takkan pernah mati,
akan mekar abadi di taman yang sepi.
Dan di tiap helaan napas fajar,
akan kutemukan semangat yang baru.
Melangkah tegap, menggenggam asa,
bahwa perpisahan bukanlah akhir dari lagu.
Pergilah, dengan senyum dan doa,
semoga bahagia selalu menyertai.
Meski langkahmu kini menjauh,
tetap ada ruang untukmu di relung hati.
Karena perpisahan hanyalah senja,
yang menjanjikan fajar pagi yang ceria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H