Setiap malam, saat Ibu tertidur, aku masih sering melihat tangannya menari. Mimpi apa yang dirajutnya sekarang? Mungkin mimpi cucu, mungkin mimpi rumah mungil di tepi pantai, atau mungkin mimpi bintang-bintang lain yang belum tergapai. Yang pasti, aku tahu, benang kasih Ibu tak akan pernah habis. Ia akan terus mengalir, merajut mimpi-mimpi baru, dan menerangi langkah kami berdua, tak peduli setinggi apapun bintang yang ingin kami raih.
Benang kasih Ibu, itulah keajaiban yang sesungguhnya. Ia tak butuh istana, tak perlu harta, cukup dengan seutas benang dan hati yang tak pernah lelah, ia mampu membentangkan jembatan hingga ke bintang-bintang dan menerangi setiap sudut takdir kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H