Tapi nada senja menusuk ke relung kalbu,
Menguatkan langkahku saat tersandung sepi.
Matamu bukan lautan jernih berkaca,
Menampakkan dasar jiwa tanpa noda,
Tapi sungai sabar mengalir tanpa suara,
Menggenggam harap, meski badai menerpa.
Bukan bidadari turun dari kayangan,
Membawa sayap sutera dan mahkota surgawi,
Tapi wanita biasa, dengan segala kekurangan,
Mengukir kasih abadi, terpatri dalam sanubari.
Ibu, pelangi di balik rinai duka,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!